SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG
Terus Bergerak

Jumat, 20 Juni 2014

Media dan Jurnalis Fanatik Jokowi-JK

Maqbul Halim

Ingin melihat media-media yang partisan saat laporkan hasil liputannya di Kampanye Prabowo Subianto di Makassar, Selasa, 17 Juni lalu? Usai kampanye itu, kita bisa temukan berita-berita media dalam tiga kategori; Pro Jokowi-JK, Anti Prabowo-Hatta, dan Netral.

Ada beberapa penggalan kata atau kalimat berita dari pidato Prabowo tersebut yang dapat menjadi petunjuk tentang fanatisme media dan jurnalis pada Pilpres 2014 ini. Penggalan ini sangat menentukan kemana affiliasi jurnalis, redaktur, pengamat atau media tersebut.

Dalam pidato yang berlangsung kurang lebih 26 menit tersebut, Prabowo menegaskan bahwa jika dirinya menjadi presiden, ia tidak ingin bangsa Indonesia menjadi bangsa yang disuruh-suruh saja. Apalagi, katanya, menjadi pesuruh bangsa lain. Kita harus menjadi bangsa yang mandiri, bangsa yang berdiri di atas kaki sendiri. Di sinilah Prabowo mengawali beberapa poin pidatonya yang kemudian dikontroversialkan oleh pewarta dan pengamat.

Pada intinya, Prabowo ingin menegaskan bahwa dirinya adalah orang Sulawesi. Mengapa perlu Prabowo tegaskan bahwa dirinya adalah orang Sulawesi? Baginya, Sulawesi itu banyak melahirkan pemimpin-pemimpin yang hebat. Ia mencontohkan Sultan Hasanuddin, Jenderal TNI M Jusuf, atau mantan presiden RI Prof BJ Habibie. Dengan demikian, Prabowo secara tidak langsung ingin mengatakan bahwa dirinya juga punya potensi menjadi orang besar seperti mereka.

Lalu, apa buktinya bahwa Prabowo itu adalah orang Sulawesi? Atau Prabowo itu orang Indonesia Timur? Tentu saja, Prabowo pasti beberkan bahwa dalam dirinya juga ada darah orang Sulawesi. Yakni, Ibunya adalah orang Sulawesi Utara. Tidak cukup dengan itu, Prabowo pun menguraikan karakternya sebagai orang Sulawesi atau orang Indonesia Timur dalam berberapa sifat yang mungkin ia refleksikan dari dalam dirinya selama ini.

Keluarlah ciri-ciri watak orang Sulawesi atau Orang Indonesia Timur dalam pidatonya itu dalam formulasi sebagai berikut;
1. Orang Timur itu, cepat naik pitam, tapi cepat juga turun. Bagi yang jurnalis atau media yang anti Prabowo-Hatta dan Pro Jokowi-JK, maka tentu saja yang dipublis adalah kalimat "Orang Timur itu cepat naik pitam". Sementara kata "tapi cepat turun" itu tidak disertakan. Ucapan Prabowo adalah terformulasi dalam kalimat mejemuk, namun ketika diberitakan untuk kesan negatif bagi Prabowo-Hatta, maka kalimat majemuk itu dipermak menjadi kalimat tunggal dengan menghilangkan anak kalimatnya, yaitu "Cepat Turun". Hal yang negatif "Cepat Naik Pitam" inilah yang umumnya menjadi judul berita-berita pada media dan jurnalis pro Jokowi-JK dan anti Prabowo-Hatta.

2. "Orang Indonesia Timur itu, suka berlanglang buana. Suka merantau ke mana-mana." Kalimat ini sangat kurang disertakan dalam pemberitaan bagi media dan jurnalis yang anti Prabowo-Hatta dan pro Jokowi-JK. Tentu saja, karena pernyataan itu bermakna positif, yaitu menjunjung tinggi bagi Orang Sulawesi maupun orang Indonesia Timur.

3. Hal yang sama juga bisa kita lihat pada kalimat, "Orang Indonesia Timur, hatinya lurus. Kalau bicara, apa adanya." Kalimat ini juga sangat kurang diberitakan oleh jurnalis, pengamat dan media yang anti Prabowo-Hatta dan pro Jokowi-JK.

4. Kalimat "Tapi orang Indonesia Timur itu, suka, suka berkelahi." inilah yang paling banyak dikutip dan dijadikan judul oleh pengamat, jurnalis, dan media yang anti Prabowo-Hatta dan pro Jokowi-JK. Tentu saja, karena ini sangat bisa menyinggung perasaan orang Sulawesi dan orang Indonesia Timur dan lalu kemudian membenci Prabowo. Saat yang sama, mereka juga dengan KEBOHONGAN yang khidmat, menyembunyikan kalimat pelengkap-penjelas anak kalimat dari induk kalimat itu. Yakni, "Makanya cocok masuk tentara atau polisi. Atau pelaut." Bahkan dalam tubuh berita yang dimuat media kebanyakan sehari setelah kampanye itu, juga jarang mengutip kalimat penjelas itu.

5. "Orang Indonesia Timur itu, walaupun suka berantem, tapi orangnya setia, saudara2 sekalian." Kalimat ini juga dimutilasi sedemian rupa sehingga redaktur dan jurnalis, serta media yang anti Prabowo-Hatta dan pro Jokowi-JK hanya menghidangkan kalimat "suka berantem" dalam karya beritanya.

6. "Yang terakhir tahu apa? Orang Indonesia Timur itu makannya banyak sekali." Redaktur dan jurnalis, serta media yang anti Prabowo-Hatta dan pro Jokowi-JK mengulas secara licik kalimat ini sehingga dapat menimbulkan kesan negatif bahwa Prabowo sebut orang Sulawesi dan Indonesia Timur itu tamak. Dalam istilah Makassar disebut Balala yang dapat berarti apa pun dan semua dimakan. Dapat diduga seperti sebelumnya, mereka sembunyikan kalimat penjelas ini, "Makanya makanya pemimpin-pemimpin Indonesia harus mengurus pertanian, supaya rakyatnya cukup makan(annya)."

Berikut ini adalah diksi yang diterapkan media, redaktur dan jurnalis yang Anti Prabowo-Hatta dan Pro Jokowi-JK tentang sifat orang Sulawesi dan Orang Indonesia Timur:
1. Cepat naik pitam.
2. Suka berkelahi.
3. Suka berantem.
4. Makannya banyak sekali.

Selanjutnya, media, jurnalis, redaktur yang pro Prabowo-Hatta (Tapi tidak anti Jokowi-JK lho), menerapkan kata-kata (diksi) majemuk berikut ini tentang sifat dan karakter orang Sulawesi dan Orang Indonesia Timur:
-----------
1. Kalau naik pitam, cepat juga turun.
2. Suka berlanglang buana. Suka merantau ke mana-mana.
3. Hatinya lurus. Kalau bicara, apa adanya.
4. Kadang-kadang dianggap terlalu keras.
5. Cocok masuk tentara atau polisi.
6. Cocok jadi pelaut.
7. Orangnya setia.

Yang terakhir, diksi atau kalimat yang menjadi preferensi jurnalis, redaktur dan media yang netral tentang ciri dan karakter orang Sulawesi dan Indonesia Timur sebagaimana disebutkan oleh Prabowo adalah sebagai berikut:
1. Cepat naik pitam tapi cepat juga turun.
2. Suka berlanglang buana. Suka merantau ke mana-mana.
3. Senang pesta.
4. Hatinya lurus, kalau bicara, apa adanya. Kadang-kadang dianggap terlalu keras.
5. Suka berkelahi, makanya cocok masuk tentara atau polisi, atau Pelaut.
6. Walaupun suka berantem, tapi orangnya setia.
7. Makannya banyak sekali. Makanya pemimpin-pemimpin Indonesia harus mengurus pertanian, supaya rakyatnya cukup (banyak) makan.

Setelah pengkasifikasian tiga sikap jurnalis, pengamat, redaktur dan media massa di atas, sekarang anda sudah mempunyai kerangka untuk menilai berita, pendapat, opini yang telah anda baca dan simak selama ini. Preferensi kata dan kalimat dari pidato Prabowo tersebut dengan sendirinya secara tanpa sadar (indoktrinasi) menunjukkan dimana anda berada:
a. Anti Prabowo-Hatta dan Pro Jokowi-JK --UNFAVOURABLE
b. Pro Prabowo-Hatta (dan mungkin Anti Jokowi-JK) -- FAVOURABLE
c. Netral --NETRAL

Saya juga tidak lupa bahwa semua ciri dan karakter orang Sulawesi dan Indonesia Timur yang dibeberkan Prabowo itu diakui oleh audiens yang hadir di stadion. Audiens membenarkan dengan suara persetujuan yang kompak.

Ini adalah transkrip bagian pidato Prabowo yang banyak dibuat bias oleh mayoritas media, terutama media lokal Sulawesi Selatan yang harus pro Jokowi-JK.

Menit
[11:08]
Kita sebagai bangsa, kita membeli setiap tahun 1 juta mobil.
Tiap tahun, tapi belum ada mobil buatan Indonesia.

Kami bertekad apabila kami diberi amanat, diberi mandat oleh rakyat Indonesia...
[11:32]
Kami akan membuat mobil buatan Indonesia, saudara2...
Kami akan membuat pesawat terbang buatan Indonesia, saudara2....
Kami akan membuat motor buatan Indonesia, saudara2....
Kapal-kapal laut buatan Indonesia
Kereta-kereta api buatan Indonesia, saudara2 sekalian....
[12:01]
Kita tidak mau jadi bangsa pesuruh. Apalagi pesuruhnya orang lain, saudara2 sekalian.....
Kita harus menjadi bangsa yang berdiri di atas kaki kita sendiri, saudara2 sekalian.....
Dan kita harus percaya bahwa kita mampu, saudara2 sekalian....
Bangsa kita adalah bangsa yang besar. Bangsa yang melahirkan pemimpin-pemimpin yang besar, saudara2 sekalian.
[12:34]
Dan Sulawesi telah melahirkan banyak pemimpin2 yang hebat2 saudara2 sekalian.
Kita mengenal Sultan Hasanuddin.
Kita juga mengenal Jenderal Andi Muhammad Jusuf, saudara2 sekalian.
Kita juga pernah melihat putra Sulawesi Selatan Profesor BJ Habibie menjadi presiden Republik Indonesia.
[13:09]
Dan, saudara2 sekalian, saya juga ada darah Sulawesi.

Ibu saya berada, berasal dari Sulawesi Utara, saudara2 sekalian.
Jadi, saya juga ini orang Sulawesi, saudara2 sekalian.
Saya juga ini orang Indonesia Timur.
Jadi, saya mengerti bagaimana kesulitan, bagaimana wataknya orang Indonesia Timur.

Betul? Betul? (Audiens menjawab, betul?
[13:48]
Mau dengar sifat-sifat orang Indonesia Timur?
Mau? Mau? Mau? (Tanya ke audien, dan audien menjawab mau)

Orang Indonesia Timur itu cepat naik pitam. Betul?Tapi cepat juga turun.

Orang Indonesia Timur itu, suka berlanglang buana. Suka merantau ke mana-mana.
Betul? (Jawab audiens: betul)

Orang Indonesia Timur juga senang pesta.
Betul? (Jawab audiens: betul)

Orang Indonesia Timur, hatinya lurus. Kalau bicara, apa adanya.
Betul? (Jawab audiens: betul)

Kadang-kadang dianggap terlalu keras.
Betul? (Jawab audiens: betul)
[14:45]
Tapi orang Indonesia Timur itu, suka, suka berkelahi.
Betul? (Jawab audiens: betul)
Makanya cocok masuk tentara atau polisi.
Betul? (Jawab audiens: betul)

Atau jadi pelaut.
Betul? (Jawab audiens: betul)

Orang Indonesia Timur, juga
[15:18]
Orang Indonesia Timur itu, walaupun suka berantem, tapi orangnya setia, saudara2 sekalian.
Betul? (Jawab audiens: betul)
[15:30]
Yang terakhir tahu apa? Orang Indonesia Timur itu makannya banyak sekali.
Betul? Betul? Betul? (Jawab audiens: betul)

Makannya banyak, saudara2 sekalian. Makanya makanya pemimpin-pemimpin Indonesia harus mengurus pertanian, supaya rakyatnya cukup makan.
[16:06]
Bangsa kita ini begini besar, begini kaya, selalu jadi sasaran. Itu (burung) Rajawali ya?......

Sumber Pidato Prabowo:
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=pZJ21uyhyKQ

Makassar, 19 Juni 2014

Tidak ada komentar:

follow me @maqbulhalim