SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG
Terus Bergerak

Sabtu, 05 April 2014

Memang Enak Pilih Maqbul Halim

Maqbul Halim, atau MH, mungkin bisa disebut orang yang ada apanya, sekaligus juga apa adanya. Dia bukan orang idealis, bukan juga orang yang betul-betul jahat. Yang pasti, dia adalah orang calon anggota legislatif (caleg) Partai Golkar (5) untuk DPRD Sulsel, dapil Sulsel2 nomor urut 5.

Tidak banyak yang bisa diharapkan dari Alumni Komunikasi Universitas Hasanuddin 1999 ini. Tapi, dia bisa memberi harapan. Juga, dia bukan alat pemuas orang banyak, tapi bisa memberi kepuasan.

Di DPD Golkar Sulsel, Maqbul juga bukan orang yang sangat penting, atau penting. Yang mungkin paling betul adalah, bisa jadi justru mementingkan diri, bukannya orang penting. Kalau Makcbulatov, nama rusak Maqbul Halim saat masih aktif kuliah di Kampus Merah Unhas Tamalanrea, adalah seorang calon legislatif, tentu kita bertanya, apa enaknya memilih Maqbul Halim?

Pertama, Maqbul itu murah senyum. Senyumnya sangat melimpah saat-saat seperti sekarang ini, saat pen-caleg-annya sedang membara. Semoga dia tidak terus-terusan tersenyum, sekalipun sudah lewat tanggal 9 April 2014 nanti, atau saat ia menyendiri tapi masih tetap tersenyum.

Kedua, Maqbul itu selalu berusaha rapi dan teratur. Lihat sendirilah orangnya, jika anda punya kesempatan. Ia kerap terlihat kacau, juga tidak beraturan. Nah, saat ia kacau, tidak teratur, itulah saat yang berkesan bergabung bersama Maqbul.

Ketiga, bagi Maqbul, semua orang yang ada di hadapannya diperlakukan sebagai bangsawan. Ia sudah fasih memanggil semua orang yang dikenalnya dengan sapaan gelar bangsawan Bugis, ANDI. "Bagamana kabar Bu Andi?" atau "Dari mana Pak Andi?" adalah sapaan renyah yang mudah meluncur dari mulut ayah empat anak ini. Nah, Anda yang ingin diakui sebagai bangsawan, bergabunglah bersama Maqbul, Anda menjadi bangsawan tanpa biaya.

Keempat, Maqbul itu orangnya kerap tidak logis, dan akhirnya menjadi lucu. Ia bisa melucu pada saat-saat tertentu. Tetapi yang kerap terlihat, Maqbul justru lebih banyak terlihat lucu dari pada melucu. Andaikan Maqbul tidak sarjana, dia sebaiknya adalah seorang pelawak. Meski disayangkan, wajahnya sudah lewat usia untuk dilawaki.

Kelima, entah apa saya mau bilang apa lagi.

Keenam, sudah dulu ya.

Ketujuh, wassalam

(anonymous)

Tidak ada komentar:

follow me @maqbulhalim