SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG
Terus Bergerak

Minggu, 31 Januari 2010

Ulang Tahun Mercurius yang Makin Romantis

Minggu, 31 Januari 2010

Makassar, Tribun - Hari lahir ulang tahun PT Radio Suara Mercurius Kencana atau yang lebih dikenal dengan nama Mercurius Top FM ternyata bertepatan dengan hari Valentine, 14 Februari. Tahun ini Mercurius tepat berusia 24 tahun.

Peringatan ulang tahun itu akan diperingati dengan sederhana namun tetap meriah, bahkan mungkin lebih meriah dibanding tahun lalu. Ini karena seluruh awak dan mantan awak Mercurius akan diundang untuk ikut hadir merasakan kebahagiaan tersebut.

"Kami tak punya data pasti berapa banyak orang yang pernah bergabung di radio ini. Jumlahnya sekitar 100 orang dan sudah tersebar di seluruh Indonesia. Kami mengundang semuanya. Mudah-mudahan bisa datang," kata Andi Taddampali atau di udara lebih dikenal dengan nama Andi Mangara kepada Tribun, Sabtu (30/01).

Mangara menyebut beberapa nama mantan awak yang pernah bergelut di Mercurius dan kini sudah berkiprah di tempat lain.

Mantan penyiar namun kadang kala masih tetap bersedia menyiar yakni Yessie Marissa, salah satunya. Kini ia bertindak sebagai Kuasa Perwakilan Bursa Efek Indonesia di Makassar.

Ada pula Ria Harun, istri anggota KPU Makassar Maqbul Halim, yang makin menikmati statusnya sebagai ibu rumah tangga. Mangara juga tak melupakan rekan siaran Ria, Andriani Effendi, dokter gigi di Aceh sekaligus dosen di Universitas Syiah Kuala.

Meskipun sebagai radio lokal, kata Mangara, nama Mercurius amat lekat di telinga pendengar fanatiknya. Kecerdikan memilih segmen pendengar, konsistensi terhadap program, dan energi untuk terus berinovasi, menjadi kunci radio ini bertahan seusia ini. Salah satu inovasi yang kini banyak ditiru pihak lain adalah siaran Dialog Warung Kopi Phoenam yang disiarkan saban Rabu pagi.(*)

Sumber: http://www.tribun-timur.com/read/artikel/74204
Tanggal 31 Januari 2010
Selengkapnya >>

Jumat, 29 Januari 2010

Udin Urus Partai Hingga Tengah Malam

Laporan: mursalim djafar. tribuntimurcom@yahoo.com
Jumat, 29 Januari 2010 | 20:13 WITA

MAKASSAR, TRIBUN-Timur.com - Bupati Pangkep Syafruddin Nur meninggal dunia Jumat (29/1) di RS Grestelina Makassar. Syafruddin meninggal karena sejumlah organ penting di dalam tubuhnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya (multi organ filed).

Maqbul Halim, rekannya di DPD I Golkar Sulsel, mengatakan, Syafrudin, tidak pernah mengeluh meski ia sakit. "Beliau selalu menghadiri rapat-rapat partai. Saat menjadi Ketua Panitia pelantikan DPD I Golkar lalu, beliau selalu mengecek sendiri persiapan pelantikan hingga tengah malam," katanya.

Rekannya di Golkar juga tidak menyangka. "Kemarin saya masih ada sama beliau rapat tapi sekarang sudah tidak ada," katanya.

Bupati Pangkep Syafruddin Nur meninggal dunia Jumat (29/1) di RS Grestelina Makassar. (*)

Selengkapnya >>

Musda Kilat di Gowa

Makassar, 29 Januari 2008

Menurut Syahrul YL, Partai Golkar kalah dalam Pemilu Kepala Daerah (Pemilukada) Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel 2007 karena tidak mengutamakan kompetensi. Hal itu dikemukakan Syahrul YL saat member sambutan pada Pembukaan Musda VIII DPD II Partai Golkar Kabupaten Gowa, 25 Januari 2007. Partai Golkar mengusung Amin Syam dan Mansyur Ramli sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada saat itu. Pasangah ini kalah dari pasangan calon Syahrul YL dan Agus AA yang diusung oleh Partai PAN, Partai PDK, PDI Perjungan dan PDS.

Sebelumnya, Amin Syam adalah Gubernur Sulsel Periode 2002/2007, ketua DPRD Sulsel dua periode 1997/1999 dan 1999/2004, mantan Bupati Kab. Enrekang satu periode, ketua DPD I Partai Golkar Sulsel tiga periode, dan pensiunan TNI berpangkat bintang satu. Pasangannya, Mansyur Ramli, adalah Dirjen Libang Departemen Pendidikan Nasional dan guru besar Universitas Muslim Indonesia (UMI).

Dalam sambutan itu pula, Syahrul YL mengemukakan bahwa di Partai Golkar, orang tidak langsung menjadi pemimpin. Ada proses yang dilalui. Mereka tidak langsung jadi pemimpin. Oleh karena itu, Syahrul YL meminta agar seluruh kader memaksimalkan dirinya pada setiap proses-proses di dalam partai.

Musda ke-2 ini, setelah musda Wajo beberapa waktu sebelumnya sebagai musda pertama di era Syahrul YL, dibuka oleh Syharul YL sendiri pada hari itu pukul 20,30 wita. Beberapa saat kemudian, kurang dari lima menit dari pukul 11.00 wita, Musda itu ditutup kembali oleh Syahrul YL setelah kakak kandungnya, Tenri Olle YL terpilih secara aklamasi.

Dalam pembukaan tersebut secara tampil secara bergilir memberi sambutan adalah Tenri Olle YL (ketua DPD II Golkar Kab. Gowa), Ichsan YL (Bupati Gowa), dan Syahrul YL (Ketua DPD I Golkar Sulsel).

Dalam sambutan, Syahrul YL menyatakan harapannya dengan obsesinya pada Kemajuan yang dialami berbagai bangsa dengan kondisi politik dengan karakter yang hampir sama. Ia mencotohkan kemajuan ekonomi yang luar biasa di China, meskipun sistem politiknya menganut partai tunggal. Demikian juga Malaysia yang tampil sebagai salah satu raksasa ekonomi di Asia Tenggara, sistem politik yang memberi peluang bagi Partai UMNO sebagai partai mayoritas, memberi peluang bagi negeri Melayu menyandang gelar Raksasa Ekonomi.

Terakhir, Syahrul YL menyanjung Singapura yang kemajuan ekonominya telah sejajar dengan Negara-negara maju di Eropa dan Amerika. Singapura seperti itu menurutnya karena sistem politik di sana menanut sistem partai 90 persen. Maksudnya, ada partai di sana yang apa pun situasinya, perolehan suaranya pasti 90 persen.

Saya memperkirakan, bahwa dengan harapan dan angan-angan Syahrul YL itu, partai-partai lain selain partai Golkar akan menjadi partai Gurem di Sulawesi Selatan.

Selengkapnya >>

Rabu, 27 Januari 2010

ICMI Ngopi Bareng Wali Kota

Tribun Timur: Cetak
Rabu, 27 Januari 2010

IKATAN Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Orwil Sulsel akan menggelar talkshow dan ngopi bareng Wali Kota Makassar, Ilham Arif Sirajuddin, Rabu (3/2) mendatang. Talkshow ini membahas program Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (Pinbuk).

Kegaiatan talkshow semacam diskusi santai tersebut ak
an digelar di Warung Kopi Phoenam Jl Boulevard.

Dengan acara ini ICMI berharap, pemerintah Kota Makassar dapat mendukung serta bersinergi dengan ICMI dalam Pinbuk tersebut.

Menurut ketua panitia, Wachyudi Muchsin, yang didampingi Ketua Masika ICMI Sulsel, Maqbul Halim, talkshow kali ini bertema Cara Makassar Keluar dari Pengangguran Serta Membina Bisnis Usaha Kecil untuk Mengurangi Angka Pengangguran.

Ia berharap ke depan angka pengangguran khususnya yang di Makassar dapat berkurang dan lahan pekerjaan makin bertambah.

Akan hadir sebagai pembicara dalam kegiatan talkshow ini adalah, Ketua Presedium ICMI Marwah Daud Ibrahim, Prof Basri Hasanuddin, dan Wali Kota Makassar Ilham Arif Sirajuddin.(cr6)

Pembicara Talkshow
- Ketua Presedium ICMI Marwah Daud Ibrahim
- Guru Besar Unhas Prof Dr Basri Hasanuddin
- Wali Kota Makassar Ilham Arif Sirajuddin

Sumber: http://tribun-timur.com/read/artikel/73139
Tanggal: 27/01/2010
Selengkapnya >>

Minggu, 24 Januari 2010

Syahrul YL Janjikan Kemenangan bagi Golkar


Makassar, 24 Januari 2010

Dalam sambutannya di pembukaan Musda DPD II Golkar Wajo di Sengkang, Syahrul YL mengharapkan agar hasil musda tidak membuat ada pihak merasa dilukai atau ditinggalkan. Ia menginginkan agar semua pihak terakomodasi. Dan karena itulah nantinya, partai Golkar dapat bergerak dengan kekuatan penuh berkat sokongan semua pihak.

Syahrul mengajak siapa pun nantinya yang akan terpilih pada musda Golkar Wajo tersebut untuk mengikuti jejaknya dalam menyusun kepengurusan DPD I Golkar Sulsel. Ia menjelaskan bahwa dirinya berusaha mengajak semua pihak untuk membuktikan loyalitas dan dedikasinya kepada Partai Golkar dengan bergabung dalam kepengurusan yang ia pimpin.

Meski demikian, Syahrul mengegaskan bahwa walaupun dirinya sudah mengajak semua pihak untuk bergabung, namun jika ada pihak atau orang yang tidak ingin diajak, dirinya juga akan mengambil sikap tegas. Menurutnya, pihak atau orang itu mesti disingkirkan karena bisa menimbulkan gangguan. Pihak atau orang seperti itu, katanya, meski “dipatahkan” dalam perjalanan organisasi. Barangkali memang ini persoalan serius, sehingga ia menggunakan diksi “dipatahkan” untuk menyatakan ketegasannya (saya menggunakan tanda baca tanda string untuk kata itu sebelumnya).

Kata “patah” itu pernah digunakan Syahrul ketika memberi sambutan pada pelantikan Bupati Wajo, Andi Burhanuddin Unru pada menjelang akhir tahun 2009. Waktu itu, ia berprinsip bahwa jika ada pihak-pihak yang kontraproduktif dan menjadi ganjalan, sebaiknya jangan dibiarkan eksis. Jika perlu, katanya, di-“patah”-kan saja. Oleh karena itu, bupati Andi Burhanuddin Unru yang baru saja ia lantik waktu itu dapat memutuskan untuk bersikap keras jika rekonsiliasi tidak terjadi. Pemilihan kata “patah” ini mungkin sebuah karakter ketimbang makna denotatifnya.

Ketika baru saja Andi Buhanuddin Unru terpilih secara aklamasi pada malam harinya, pada hari itu juga, Syahrul memberi sambutan dan sekaligus menutup musda. Dalam sambutannya, Syahrul mengharapkan kepada semua kader dan pengurus Partai Golkar untuk menunjukkan kematangannya. Jika ada kader atau pengurus yang mundur di tengah jalan, maka itu menunjukkan ketidak-matangannya dalam berpolitik. Seorang politisi yang matang, katanya, tidak akan menempuh cara-cara seperti mengundurkan diri dari tanggung jawab.

Setidaknya, selama medio 2009/2010, kepengurusan Golkar mengalami tiga kali peristiwa pengunduran diri oleh kader/pengurusnya. Pengunduran diri pertama adalah oleh Amien Syam dari jabatan Ketua DPD I Golkar Sulsel. Amien mengundurkan diri sebagai respon atas aspirasi sebagian pengurus yang menginginkan agar dirinya meninggalkan jabatan ketua itu sebagai bentuk pertanggung-jawabannya akibat kekalahanya sebagai calon dari Partai Golkar Sulsel pada Pemilihan Gubernur Sulsel 2007.

Pengunduran diri kedua adalah yang dilakukan oleh Agus Arifin Nu’mang dari jabatan wakil ketua bidang kerohanian pada akhir 2008. Pengunduran diri Wagub ini menyusul terpilihnya Ilham Arif Sirajuddin dalam Mudalub menjadi Ketua DPD I Golkar Sulsel. Ilham terpilih melalui voting setelah mengalahkan H.M. Rum yang didukung penuh oleh Agus Arifin Nu’mang dan Syahrul YL.

Pengunduran diri ketiga adalah oleh Ilham Arif Sirajuddin dari jabatan Wakil Ketua II DPD I Golkar Sulsel 2009-2014. Pengunduran diri tersebut menyusul tidak terpilihnya dirinya dalam musda tersebut dan yang terpilih adalah Syahrul YL. Syahrul ditunjuk oleh DPP sebagai calon terpilih setelah mekanisme pemilihan dengan pemungutan suara dan dengan aklamasi mengalami kebuntuan.

Saya tidak tahu, apakah orang-orang itu bias saya sebut sebagai politisi yang tidak matang, jika pendapatku merujuk pada tesis yang dikemukakan oleh Syahrul YL tersebut? Entahlah!

Secara keseluruhan pada sambutan itu, Syahrul menjanjikan kemenangan bagi partai Golkar Sulsel. Ia punya alasan mengapa janji itu bisa diyakini. Selama karirnya, ia tidak pernah mengalami kekalahan jika berhadapan dengan saingannya. Jika dirinya sudah menjadi bagian dari Partai Golkar, itu artinya bahwa ia sudah melihat kemenangan Partai Golkar.

Saya tahu, bahwa ia pernah mengalami kemenangan demi kemenangan ketika maju bertanding sebagai calon bupati periode pertama dan kedua di Kab. Gowa tahun 1990-an, calon wagub berpasangan dengan Amin Syam pada Pilgub di DPRD Sulsel 2002, calon gubernur ketika berpangan dengan calon wagub Agus Arifin Nu’mang 2007, dan calon ketua pada Musda Golkar ke-8 Sulsel 2009.

Dalam berbagai kesempatan, Syahrul memang dipandang oleh berbagai pihak sebagai pembawa sinar harapan bagi partai Golkar Sulsel.

****

Selengkapnya >>

Rabu, 20 Januari 2010

Transisi yang Berakhir Enak

Dari Asmidin ke Bur Unru
Catatan Muda Golkar Wajo

Saya dan beberapa pengurus dalam rombongan DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan mendampingi Syahrul Yasin Limpo yang juga ketua DPD I ke Wajo pada Sabtu, 16 Januari 2010. Kunjungan kami ke Kabupaten Wajo adalah untuk menghadiri pembukaan dan pelaksanaan Musyawarah Daerah Pengurus DPD II Partai Golkar Kabupaten Wajo yang diselenggarakan di Perkampungan Rumah Adat Atakkae, Sengkang.

Dalam pembukaan, saya terkesan oleh sambutan yang disampaikan Ketua Demisioner DPD II Golkar Wajo, H.A. Asmidin. Ia menyambut dengan gembira dan penuh haru atas kecenderungan seluruh Pincam Golkar Wajo untuk memilih Andi Burhanudin Unru atau biasa juga disapa Andi Bur. Hal itu diketahui setelah seluruh Ketua Pimpinan Kecamatan menyampaikan pandangan umum beberapa waktu sebelumnya.

Andi Bur adalah Bupati Wajo periode 2009 – 2014. Ia memenangi Pemilukada Wajo 2008 dengan mengalahkan calon dari Partai Golkar Wajo yang juga Ketua DPD I Golkar Wajo, A. Asmidin. Ketika itu, kubu Asmidin tidak menerima kekalahannya dan kemudian mengadukan KPU Wajo ke Mahkamah Konstitusi (MK). Keputusan MK kemudian menguatkan keputusan KPU Kab. Wajo yang memenangkan kubu Andi Bur.

Setelah Pemilukada itu, hubungan antara Asmidin dan Andi Bur kian jauh. Apalagi, beberapa waktu sebelum Pemilukada 2008 itu, Andi Bur adalah bawahan Andi Asmidin. Jabatan Andi Bur ketika itu adalah Sekretaris Daerah. Namun, karena situasi menjelang Pemilukada Wajo 2008 yang kian memanas, Andi Asmidin memutuskan untuk menggeser Andi Bur dari jabatan itu.

Kembali ke pembukaan Musda Golkar Wajo, saya terkesan dengan Andi Asmidin karena ia mampu menempuh langkah ekstrim dengan menyerahkan kendaraan Golkar-nya kepada pihak yang baru saja mengalahkanya dalam Pemilukada. Dalam sambutan ketika malam penyerahan Pataka Bendera Golkar dari Ketua DPD I Golkar Sulsel kepada Ketua Golkar Wajo terpilih, Andi Bur mengaku tidak menyangka bahwa orang yang akan memberinya jalan untuk menjadi ketua Golkar adalah orang yang pernah menjadi seterunya.

Itulah sebabnya, Andi Bur hanya mengatakan bahwa ia pernah “bertanding” dengan Andi Asmidin. Ia tidak menggunakan kata-kata mengalahkan, seperti yang saya gunakan dalam tulisan ini. Andi Bur beberapa menyebut Andi Asmidin dari berbagai sudut status, seperti Kakanda, Ayahanda, dan Atasan.

Saya sangat terharu. Saya menyebut peristiwa itu sebagai jalan terbaik yang ditemukan Andi Asmidin mengakhiri kekuasaannya di Pemerintahan Wajo dan di Kepengurusan Golkar Wajo dengan ujung transisi yang enak bagi semua pihak.

Saya merasa belum waktunya Golkar berterima kasih kepada Andi Asmidin. Beliau masih dalam tanggung jawab sebagai anggota Dewan Pertimbangan DPD I Golkar Sulsel, sebuah kedudukan terhormat untuk membantu Rezim Golkar Sulsesl di bawah kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo 2010-2015. Belum, belum, belum.

Makassar, 20 Januari 2010
Selengkapnya >>

Selasa, 12 Januari 2010

Penentuan Cabup, Ujian Pertama Syahrul

Tribun Timur
10 Januari 2010

TIGA gelombang survei mengawali penentuan calon bupati yang diusung Partai Golkar Sulsel. Mereka akan menjadi duta Golkar dalam pertarungan memperebutkan tampuk pemerintahan di sebelas kabupaten.

Hebatnya, tiga elite Golkar menjadi "sponsor" gelombang survei itu. Survei gelombang pertama dilakukan Ilham Arief Sirajuddin tatkala masih menjabat Ketua DPD I Golkar Sulsel, penghujung 2009. Dia menggandeng Lembaga Survei Indonesia (LSI) melakukan survei tokoh untuk calon bupati Golkar di 11 kabupaten.

Gelombang kedua dikomandoi Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu Daerah Sulawesi, Nurdin Halid. Mantan terpidana kasus korupsi ini memimpin survei untuk memperkecil tokoh yang bakal mengendarai Golkar di pilkada.

Gelombang ketiga, dibiayai langsung Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel terpilih, Syahrul Yasin Limpo.

Baik DPP maupun DPD I menyatakan bahwa penentuan calon bupati (cabup) berdasarkan survei hasil survei bergelombang itu.

Namun, timbul tanda tanya, data hasil survei gelombang mana yang akan dijadikan patokan menentukan kandidat? Apa survei yang dilakukan di masa Ilham, yang dikomando Nurdin, atau yang dibiayai Syahrul? Inilah titik awal rawan pertama internal Golkar di masa kepemimpinan Syahrul.

Uniknya, karena secara kelembagaan, Golkar belum pernah melakukan survei awal alias tidak memiliki data awal mengenai eskalasi kekuatan figur yang akan bertarung di 11 kabupaten. Data survei yang membahana di media yang disebut-sebut hasil survei Golkar sesungguhnya adalah data survei yang dilakukan LSI atas inisiatif pribadi Ilham, bukan atas dasar permintaan Golkar secara organisasi.

Secara etika, LSI tidak mungkin memberikan dan membuka hasil surveinya kepada orang atau organisasi yang tidak berhak, alias bukan pemesan. "Kita melakukan survei secara profesional. Hasilnya akan kita serahkan kepada pemesan. Kami tidak berhak menyampaikannya kepada siapapun kecuali pada pemesan survei. Inilah etika yang kami panuti selama ini," ujar Koordinator LSI Area Sulawesi dan Maluku, Herman Heizer, beberapa hari lalu.

Masalah yang bakal muncul dari survei sehubungan penentuan cabup Golkar itu adalah ketika DPP dan DPD I Golkar masing-masing melakukan survei tanpa data pembanding survei sebelumnya. Artinya, mereka tidak memiliki trend dan grafik pergerakan tingkat popularitas dan elektabilitas figur yang mereka gadang-gadang.

"Kalau survei terakhir yang dijadikan ukuran, pasti menguntungkan incumbent di semua daerah karena popularitas dan elektabilitasnya pasti lebih tinggi dibanding penantangnya, seburuk apapun kinerja incumbent itu. Makanya kami minta DPD I bijaksana dalam hal ini," ujar Juru Bicara Ketua DPD II Golkar Pangkep Syamsuddin Hamid Batara, Abd Rachmat Nur.(syekhuddin/mursalim djafar/aqsa riandy pananrang/as kambie)

Optimis Sapu Bersih
PARTAI Golkar Sulsel menargetkan bisa menyapu bersih pilkada 2010 yang bakal digelar di 11 kabupaten Se-Sulsel. "Oh iya tentu optimis. Tetapi semuanya tergantung kehendak Tuhan," jelas Syahrul. Yagkin menambahkan nama-nama yang sudah mendaftar akan mengendarai partai berlambang pohon beringin ini tentu harus memiliki tingkal elektabilitas yang tinggi dibanding kandidat lain. "Kondisi peta politik di bawah selalu berubah-ubah. Untuk itu masih akan disurvei lagi sebelum ditetapkan," jelasnya.(axa)


60 Wajah Baru
SEBANYAK 60 pengurus DPD I Partai Golkar Sulsel dinilai wajah baru di keluarga beringin. Dari 60 wajah baru ini, 40 di antaranya adalah pindahan dari partai lain.

Tiga bupati termasuk wajah baru, dua di antaranya pindahan dari partai lain. Mereka adalah Bupati Pangkep Syafrudin Nur. Sebelumnya, dia PNS aktif. Bupati Sidrap Rusdi Masse, sebelumnya Bendahara PBR Sulsel. Dan Bupati Luwu Andi Mudzakkar Qahhar Mudzakkar yang sebelumnya Ketua PBB Luwu.

Wajah baru lainnya, Maqbul Halim dan Kahar Gani. Maqbul baru mencicipi aroma partai setelah lima tahun menjadi anggota KPU Makassar. Sedangkan Kahar pindahan dari PDK.
Anggota Biro Pendidikan dan Pelatihan, Nasrudin Upel, mengaku terharu bisa dipecaya masuk skuad Golkar Sulsel. "Saya akan bekerja sebaik-baiknya atas kepercayaan ini," katanya.(cr7/axa/lim)

Sumber: Harian Tribun Timur
Edisi 10 Januari 2010

Selengkapnya >>

Senin, 11 Januari 2010

60 Wajah Baru

Portal Tribun Timur
Minggu, 10 Januari 2010 | 09:11 WITA

SEBANYAK 60 pengurus DPD I Partai Golkar Sulsel dinilai wajah baru di keluarga beringin. Dari 60 wajah baru ini, 40 di antaranya adalah pindahan dari partai lain.

Tiga bupati termasuk wajah baru, dua di antaranya pindahan dari partai lain. Mereka adalah Bupati Pangkep Syafrudin Nur. Sebelumnya, dia PNS aktif. Bupati Sidrap Rusdi Masse, sebelumnya Bendahara PBR Sulsel. Dan Bupati Luwu Andi Mudzakkar Qahhar Mudzakkar yang sebelumnya Ketua PBB Luwu.

Wajah baru lainnya, Maqbul Halim dan Kahar Gani. Magbul baru mencicipi aroma partai setelah lima tahun menjadi anggota KPU Makassar. Sedangkan Kahar pindahan dari PDK.
Anggota Biro Pendidikan dan Pelatihan, Nasrudin Upel, mengaku terharu bisa dipecaya masuk skuad Golkar Sulsel. "Saya akan bekerja sebaik-baiknya atas kepercayaan ini," katanya.(cr7/axa/lim)

Sumber: http://www.tribun-timur.com/read/artikel/68645
Tanggal: 11 Januari 2010

Selengkapnya >>

Minggu, 10 Januari 2010

Roem di Atas Ilham

Dalam Struktur Pengurus DPD I Golkar Sulsel
Jumat, 8 Januari 2010


Makassar, Tribun - Surat Keputusan (SK) pengurus DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel) dinyatakan sudah rampung dan final. Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie hampir pasti berada di Makassar untuk melantik para pengurus baru ini di Hotel Clarion, Jl AP Pettarani, 11 Januari.

"Ada pengajuan perbaikan. Hanya kesalahan ketik maupun penulisan nama yang terbalik. Ada yang dicoret karena lulus PNS (pegawai negeri sipil) dan mengajukan pengunduran diri.

Tetapi pada prinsipnya tidak ada masalah dan sudah final. Tinggal menunggu pelantikan," kata Wakil Ketua Golkar Sulsel Moh Roem di Sekretariat DPD I Golkar, Jl Botolempangan, Makassar, Selasa (6/1). Hal senada ditegaskan Sekretaris Golkar Sulsel Pangerang Rahim.

Mantan Ketua DPD Golkar Sulsel Ilham Arief Sirajuddin dipastikan duduk sebagai wakil ketua. Sesuai lampiran keputusan DPP Partai Golkar nomor KEP-22/DPP/Golkar/XII/2009 tertanggal 21 Desember yang diteken Aburizal dan Sekjen Idrus Marham, nama Ilham berada di nomor urut tiga di bawah Roem yang juga Ketua DPRD Sulsel. Saat Ilham menjabat sebagai ketua menggantikan Amin Syam, Roem selaku wakil ketua. Terdapat 129, pengurus yang diplot dalam kabinet Syahrul periode 2009-2015.

Sejumlah wajah baru duduk dalam posisi strategis. Di antaranya Bupati Pangkep Syafruddin Nur, Bupati Sidrap Rusdi Masse, Pengusaha Peter Gozal (wakil bendahara), A Rio Idris Padjalangi, mantan anggota KPU Makassar Makbul Halim, mantan politisi PDK Kahar Gani, dan Sekretaris KNPI Sulsel Alamsyah Demma.

Sedangkan Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo yang sebelumnya menjabat sebagai wakil sekretaris tidak masuk dalam pengurus kali ini. Roem menjelaskan SK untuk pengurus sudah disampaikan ke masing-masing yang bersangkutan termasuk surat kesediaan menjadi pengurus. Namun, Roem tidak menampik komunikasi dengan Ilham masih terputus pasca-Musda Golkar Sulsel, November lalu. Ilham juga belum pernah mengikuti pertemuan DPD I Golkar Sulsel pasca musda termasuk rapat pleno pertama yang berlangsung di Toraja beberapa waktu lalu.

"Sudah disampaikan. Seyogyanya memang harus disampaikan. Surat kesediaan tersebut sebagai pernyataan loyalitas dan siap bekerja untuk partai. Saat di Toraja juga diberikan. Tetapi selama belum ada penolakan tentu dianggap menerima," jelas Roem yang juga mantan Bupati Barru ini.

Sekitar 5.000 kader Golkar akan memadati pelantikan yang digelar 11 Januari. Selain pengurus DPD II Golkar Se-Sulsel, pengurus Wanhat, organisasi sayap, sekitar 3.000 pengurus kecamatan hingga koordinator desa akan hadir dalam pelantikan kali ini. "Undangan sudah disampaikan untuk seluruh pengurus sampai tingkat koordinator desa. Untuk koordinator desa saja sudah mencapai 3.000 orang," lanjut Roem.(axa)

Jenderal Bachtiar, Ketua Wanhat
SESEPUH TNI Jenderal Bachtiar disebut-sebut akan mengisi posisi Ketua Dewan Penasehat (Wanhat) Golkar Sulsel perioden mendatang menggantikan Eddy Baramuli.

Sejumlah tokoh senior dan sesepuh partai beringin di Sulsel dan sejumlah daerah akan masuk dalam komposisi wanhat. Roem mengaku, surat keputusan (SK) wanhat tinggal diteken Syahrul selaku ketua umum. "SK Wanhat sementara ini belum ditandatangani ketua (Syahrul Yasin Limpo)," kata Roem.(axa)

Syahrul "Puasa" Bicara Soal Golkar
KETUA Umum DPD Partai Golkar Sulsel Syahrul Yasin Limpo memilih "puasa" berkomentar mengenai kondisi partai yang saat ini dipimpinnya. Dalam beberapa kali kesempatan, Syahrul mendelegasikan urusan partai kepada Roem.

Mantan Sekretaris Golkar Sulsel ini mengaku terus fokus untuk pembenahan dan evaluasi pelayanan publik maupun pemerintahan dalam beberapa waktu terakhir ini. "Saya belum mengikuti perkembangan. Silahkan langsung ke Pak Roem," jawab Syahrul di gubernuran kemarin. Hal senada juga dikatakannya saat menghadiri pertemuan inspektorat di Hotel Clarion maupun melakukan inpeksi mendadak (sidak) di pabrik Gula Minasa'tene, pekan lalu.(axa)

Sumber: http://www.tribun-timur.com/read/artikel/67840
Tanggal: 10 Januari 2010
Selengkapnya >>

Rabu, 06 Januari 2010

Pengurus Golkar Sulsel 129 Orang

Senin, 04-01-10
Kader PDK dan Mantan KPUD Diakomodasi

JAKARTA -- Susunan pengurus DPD Partai Golkar Sulsel periode 2009-2015 benar-benar pelangi. Tak hanya kader tulen yang direkrut dalam kepengurusan. Tapi juga dari pengurus partai lain dan mantan anggota Komisi Pemilihan Umum kabupaten/kota.

Berdasarkan susunan pengurus yang Fajar peroleh dari DPP, beberapa nama baru muncul dalam deretan pengurus Golkar Sulsel. Yang paling menonjol antara lain Maqbul Halim, mantan anggota KPU Makassar, Ikhsan AR, mantan Ketua KPU Selayar.

Maqbul mendapat tempat di Biro Pemenangan Pemilu. Sementara Ikhsan di posisi Biro Kaderisasi dan Keanggotaan. Dari parpol lain, Ada Andi Muzakkar. Saat ini, Andi Muzakkar adalah Bupati Luwu yang sebelumnya adalah Ketua DPC PBB Luwu. Ada juga Rusdi Masse, Bupati Sidrap yang sebelumnya adalah Sekretaris DPW PBR Sulsel.

Ada juga Kahar Gani yang sebelumnya adalah Ketua Pemuda PDK. Kahar mendapat tempat sebagai Biro Pengabdian Masyarakat. Masih rekan separtai Kahar, Hj Andi Astuti Attas juga masuk di Biro Pendidikan dan Pelatihan.

Beberapa profesional juga masuk. Antara lain Piter Gozal di posisi Wakil Bendahara, Rusdin Abdullah di posisi yang sama, Wakil Bendahara. Ada juga Karim Alwi Hamu di posisi Biro Informasi dan Komunikasi. Nama-nama lain yang umumnya berasal dari generasi muda juga masuk seperti Fawsi A Wawo, dan sejumlah nama lain yang diposisikan pengurus biro.

Mantan Ketua DPD Golkar Sulsel, Ilham Arif Sirajuddin diposisikan Wakil Ketua di bawah HM Roem.
Susunan ini diperoleh dari SK DPP Nomor: Kep-22/DPP/Golkar/XII/2009. SK tersebut sudah ditandatangani Ketua Umum Aburizal Bakrie dan Sekjen Idrus Marham. SK tersebut tertanggal 21 Desember 2009.

Pelaksana Tugas Sekjen, Syamsul Bachri yang dikonfirasi soal susunan tersebut membenarkan. Menurut dia, SK tersebut ditebitkan DPP berdasarkan usulan dari pengurus terpilih Golkar Sulsel dan formatur. "Tinggal tunggu pelantikan saja. Tapi sesungguhnya SK itulah yang menentukan," kata Syamsul Bachri. (har)

Sumber: http://fajar.co.id/index.php?option=news&id=77977
Akses: 6 Januari 2010
Selengkapnya >>

follow me @maqbulhalim