SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG
Terus Bergerak

Minggu, 30 Maret 2008

Tak Bawa Dasi, Maqbul Pinjam Dasi "Saingannya"

Sabtu, 29-03-2008 | 20:12:05
Laporan: muhammad irham. la_toge_langi@yahoo.com

Makassar, Tribun - Ada-ada saja yang dilakukan peserta seleksi anggota KPU Sulsel di Hotel Clarion, Makassar saat berlangsung sesi tes wawancara, sabtu (29/3). Seorang bakal calon anggota KPU Sulsel, Maqbul Halim, terpaksa meminjam dasi dari seorang rekannya yang lain, lantaran ia datang ke tempat wawancara hanya bermodalkan kemeja plus celana panjang kain.

Maqbul adalah anggota KPU Makassar yang mencoba peruntungan menjadi calon anggota KPU Sulsel. Ia berjuang bersama anggota KPU Makassar lainnya, Pahir Halim, serta sejumlah anggota KPU dari daerah lainnya.

Pada sesi wawancara tadi, menggunakan dasi dan jas bagi peserta tes tidak diwajibkan. Meski demikian hampir semua peserta seleksi menggunakan dasi sebelum menghadapi lima orang tim seleksi yang akan mewawancarai mereka.

Maqbul yang datang pada pukul 13.00 wita, baru mendapat giliran diwawancarai pada pukul 17.00 wita. Hal itu dikarenakan beberapa orang tim seleksi terlambat datang sehingga sesi wawancarapun molor selama beberapa jam lamanya.(*)

Sumber:
http://www.tribun-timur.com/viewrss.php?id=70720
Tanggal 30/03/08
Selengkapnya >>

Selasa, 18 Maret 2008

Putusan MA Soal PK KPU Sulsel

Saya telah mendapatkan banyak informasi tentang keputusan PK oleh MA yang sebelumnya diajukan oleh KPU Sulsel. Tadi malam, kabar yang saya dapatkan menyebutkan bahwa Tim Asmara (Amin Syam - Mansyur Ramli) yang menang. Hari ini, berjubel informasi yang justru menyebutkan sebaliknya, Tim Sayang (Syahrul - Agus) puas karena MA memenangkan permohonan PK KPU Sulsel.


Dari semua kabar itu, tak satu pun yang bisa diverifikasi. Sejak pukul 10.00 wita, saya telah mendapatkan kabar mengenai putusan MA yang menguntungkan pihak Sayang tersebut. Namun, sebelum pukul 14.00 Wita, saya mencoba mencari tahu kebenaran informasi tersebut di Detik.com dan sembari terus memonitor Radio Elshinta. Saya tidak mendapatkan kabar mengenai hal itu dari kedua media tadi. Detik.com hanya memberitakan pesta pendukung Syahrul padahal belum informasi yang akurat mengenai putusan MA.

Saya lalu mencoba mengontak melalui panggilan telepon dan SMS kepada teman-teman yang kira-kira dapat memberi kepastian atas kabar itu. Juru Bicara Asmara, Hidayat, justru bingung asal muasal kabar itu. Demikian pula dengan Tribun Timur, media ini juga tidak berani menunjukkan identitas sumbernya yang "able to identified".

Kabar dari lapangan juga sudah memastikan adanya pesta di rumah pribadi Syahrul. Tahun lalu, ketika PT LSI mengumumkan hasil surveinya yang mememangkan pasangan Sayang, juga ada pesta yang sama. Beberapa waktu yang lalu juga, di tengah sepinya informasi tentang kemelut Pilkada Sulsel 2007, tim Sayang juga menggelar berbagai atraksi yang bisa dipahami sebagai pesta kemenangan.

Selamat kepada siapa pun yang menang.
Selengkapnya >>

Pilkada Serentak, Cegah Mobilisasi Pemilih

(16 Mar 2008, 16 x , Komentar)
Oleh: Ketua KPU Kota Makassar, H Zulkifli Gani Ottoh, SH
LIMA KPU kabupaten/kota memelopori pilkada serentak di Sulsel tahun ini. Salah satunya adalah Kota Makassar. Dari lima daerah tersebut, empat di antaranya adalah daerah yang pilkadanya dimajukan dari 2009.Sebagai ibukota provinsi, Makassar tentu menjadi barometer bagi daerah lain dalam penyelenggaraan pilkada. Apalagi, daerah ini termasuk di antara daerah penggagas pilkada serentak.
Apa saja pertimbangan pengusulan pilkada serentak itu? Apa keuntungannya? Dan secara khusus, sejauh mana persiapan KPU Makassar menyelenggarakan pilkada?


Ikuti perbincangan Wartawan Fajar, Baharuddin Moenta dengan Ketua KPU Kota Makassar, H Zulkifli Gani Ottoh. Perbincangan dilakukan di kantor PWI Sulsel, Sabtu, 15 Maret. Berikut petikannya:

Bersama, lima kabupaten lainnya, Makassar menggagas pilkada serentak. Sebenarnya apa pertimbangan mendasar sampai gagasan itu muncul?

Begini, kita tidak melihat apakah pilkadanya itu normal atau tidak normal. Yang disebut tidak normal itu, Makassar, Luwu, Wajo, dan Pinrang, karena dimajukan dari 2009. Gagasan pilkada serentak itu, selain ada dasar hukumnya, sebenarnya juga untuk kepentingan KPU provinsi. Yang kedua, kepentingan KPU daerah yang berdekatan alias bersebelahan secara geografis. Misalnya, Wajo dengan Sidrap, Sidrap dengan Pinrang.

Apa alasannya hingga demikian?

Penting sekali daerah berdekatan itu mengadakan pemilihan serentak karena diharapkan, pekerjaan KPU provinsi lebih ringan karena bisa berkunjung dalam hari yang sama. Masyarakat di daerah itu juga, baik di Pinrang, Sidrap, maupun Wajo dan Luwu, karena mereka berbatasan, biasanya masuk ke wilayah sebelah saat pencoblosan.

Berikutnya, kenapa Makassar memikirkan sejauh itu, karena terlihat bahwa 29 Oktober itu jatuh pada Rabu. Pengalaman kita di Makassar, partisipasi pemilih sangat rendah. Apakah yang namanya golput atau karena tidak peduli atau tidak tahu kalau mereka masuk dalam daftar pemilih. Itu juga bisa. Tapi kita di Makassar berpikir agar teman-teman di daerah lain tidak mengalami hal yang sama.

Berapa persen tingkat partisipasi di Makassar?

Pemilih di Makassar pada pilgub lalu sekitar 46 persen tidak berpartisipasi. Kalau nanti pemilihan walikota yang tidak berpartisipasi bisa mencapai 20 persen saja, itu sudah luar biasa majunya. Apalagi kalau itu bisa ditekan lagi dengan intensifnya sosialisasi, bisa mencapai antara 10-20 persen, itu sangat luar biasa.

Itulah tekad kita di KPU Makassar untuk mengejar yang seperti itu. Kita akan berupaya menekan angka tinggi yang tidak berpartisipasi.

Apakah tidak ada pertimbangan soal efisiensi?

Pasti. Dengan penggabungan, dengan tanggal yang sama tentu juga menyangkut efisiensi. Tapi yang paling merasakan adalah KPU provinsi, menekan high cost, karena tidak perlu lagi hari berlainan, tapi pada hari yang sama bisa mengunjungi daerah yang pilkada.

Di samping itu, diharapkan untuk kabupaten/kota bisa lebih koordinatif karena saling mengetahui. Apabila ada pengerahan massa dari daerah tetangga untuk pencoblosan, tentu bisa dihindari, karena tidak mungkin orang yang sama dua kali mencoblos. Pertama, takut ketahuan. Kedua ada tanda berupa tinta yang tentu dengan mudah bisa dilihat.

Khusus Pilkada Makassar, sudah sejauh mana persiapannya?

Alhamdulillah kita sudah persiapkan jauh hari sebelumnya. Bahkan dari 2006 kita sudah persiapkan, sambil menyiapkan pilgub yang baru berlalu. Jadi 2007 itu kita lebih mantapkan lagi.

Apa saja pemantapannya?

Seluruh administrasi pendukung kita sudah siap. Sekarang, memasuki 2008, sudah lebih siap lagi. Tinggal kelengkapan saja, misalnya logistik yang memang belum dicetak. Kotak dan bilik suara itu sudah cukup. Kalau pun ada yang hilang waktu pilgub, kalau bilik suara bisa diatasi sendiri.

Oleh karena itu, saya pikir tidak ada masalah. Tenaga pun, dari anggota KPU, saya kira, bulan ini mungkin sudah cukup jadi lima. Karena sebenarnya, saudara Dirgahayu Lantara sudah memenuhi syarat untuk masuk PAW. Hanya saja, karena dia sendiri, maka akan dilengkapi karena syaratnya harus dua orang diusulkan ke KPU provinsi.

Tapi menurut saya, itu tinggal teknis saja. Kalau anggota sudah cukup lima, tentu tidak ada masalah. Bulan depan kita tinggal menyiapkan pembentukan PPK dan PPS.

Bagaimana dengan dua anggota KPU Kota Makassar yang kelihatannya juga berpeluang di provinsi?

Sebenarnya, itu belum bisa terlalu dikomentari. Sebab, masih akan berproses. Sekarang ini, baru dalam tahap 20 besar. Masih ada tahapan berikutnya yang harus dilalui untuk menjadi sepuluh besar dan keluar lima orang dari KPU.

Tapi, apakah sudah ada skenario yang dipersiapkan sekiranya keduanya benar-benar lulus?

Tentu tidak ada masalah. Dari 20 besar yang sekarang, memang ada dua orang dari KPU Kota Makassar, yakni Maqbul Halim dan Pahir Halim. Nama belakang sama-sama Halim tapi keduanya tidak bersaudara.

Saya pikir, kalau memang seandainya diterima, karena saya tidak mendahului apalagi mengintervensi pansel, sekiranya memang keduanya diterima di KPU provinsi, juga tidak perlu dipersoalkan. Sebab, tentu sudah ada alternatif bagi kami.

Hanya saja, itu masih butuh konsultasi dengan pusat. Dan bisa saja, kita tarik yang sudah lulus seleksi untuk mungkin diperbantukan atau bagaimana, nantilah. Yang pasti, kita abaikan dulu itu, karena belum ada payung, regulasi, atau aturan hukumnya dari KPU pusat.

Bagaimana dengan daftar pemilih yang hampir di setiap pilkada selalu bermasalah?

Makassar ini memang unik, mungkin sama dengan DKI Jakarta. Uniknya dimana, yakni partisipasi pemilihnya yang sangat rendah. Tapi kita sudah melakukan antisipasi. Kamis lalu kita sudah rapat dengan pemkot, DPRD, dan kita ikutkan Kadis Kependudukan dan Catatan Sipil. Dari hasil rapat itu, kita masih memberi kesempatan, karena memang aturannya, April.

Jadi, seharusnya, awal April, pemkot sudah harus diserahkan daftar penduduk potensial pemilih pilkada (DP4), karena akan disetor untuk persiapan Pemilu 2009, sekaligus akan digunakan untuk pilkada. Tapi, kemarin ada tawar menawar, kemungkinan akhir April. Di situ tidak bisa lagi mundur. Sudah harus diserahkan karena pertengahan April sudah dibentuk PPK dan PPS.

Oleh karena itu, kalau belum diserahkan, apa yang akan dikerjakan oleh PPK dan PPS. Sementara data pemilih itu masih harus dimutakhirkan. Masih mau dihubungi via RT/RW supaya tidak ada lagi masyarakat yang tidak terdaftar sambil dilakukan sosialisasi mengajak mereka berpartisipasi menggunakan hak pilihnya dengan datang ke TPS.

Baik, beberapa bulan terakhir, sudah banyak figur yang bermunculan dan disebut-sebut sebagai bakal calon, termasuk Anda, apa memang betul serius akan mencalonkan diri?

Jadi saya ini tidak selalu mau terjebak dengan kondisi politik. Saya ini dikenal sebagai wasit. Oleh karena itu, sebagai wasit, tentu saya akan jadi wasit yang baik. Kalaupun ada keinginan atau ada dorongan dari sejumlah partai, tokoh masyarakat, organisasi massa dan kemasyarakatan serta tokoh-tokoh masyarakat di Sulsel dan Makassar, dan lainnya, itu patut dihargai dan itu sudah saya penuhi dengan adanya poster-poster saya di jalan.

Jadi, saya sudah penuhi harapan mereka. Keinginan mereka untuk mendorong saya maju, dengan dipasangnya poster-poster saya itu, sudah saya jawab.

Tetapi sekarang, langkah berikutnya, apakah saya jadi mendaftar di KPU sebagai calon, itu belum bisa saya kemukakan. Karena insya Allah, awal April atau minggu pertama April, saya baru akan menentukan sikap.

Apakah saya jadi masuk atau terus sebagai bakal calon atau berhenti. Juga, apakah saya kembali ke KPU atau tidak, karena saya menganggap, sudah berakhir masa jabatan saya di Juni. Kalaupun itu diperpanjang, itu urusan nanti, apakah saya ikut menerima perpanjangan itu nanti kita lihat.

Tetapi, saya ingin tegaskan bahwa saya tidak mau melanggar norma. Saya tidak mau melanggar tanggung jawab moral kepada masyarakat. Saya akan beri jawaban di minggu pertama April. Dan masyarakat perlu tahu bahwa sampai sekarang, Alhamdulillah, belum ada satu partai pun yang saya daftar. Kalau pun ada tim keluarga yang ambil formulir, sebatas itu saja dan belum ada yang dikembalikan sampai saat ini.

Mengapa demikian?

Sebab, kalau sudah mengembalikan formulir, itu berarti sudah terdaftar. Tapi sampai sekarang saya belum mendaftar, sehingga berarti bahwa saya juga menjawab keinginan pribadi saya bahwa saya belum mau kemana-mana.

Artinya, kalau tadi saya memenuhi harapannya masyarakat yang mau mendorong saya maju, dengan adanya poster di jalan, itulah jawaban saya. Tetapi, untuk langkah berikutnya, belum ada.

Baik, selain di KPU, Anda juga Ketua PWI Sulsel, bagaimana mengatur tugas-tugas di dua tempat itu?

Saya pikir, tugas di PWI itu sangat mulia. Ketua PWI itu independen, karena PWI itu juga organisasi independen. Tidak pro ke kiri atau ke kanan. Selain itu, di PWI ada juga tanggung jawab di masyarakat pemantau pemilu (Mapilu) PWI Sulsel sebagai penanggung jawab.

Jadi kalau seandainya saya jadi maju di pilkada, maka selain harus meninggalkan KPU, juga harus meninggalkan PWI. Tetapi, kalau saya tidak maju di pilkada, saya tetap di KPU, sudah bagus, posisi saya sangat kuat. Sebab, selain sebagai wasit, kalau di sepakbola, mungkin juga saya sebagai PSSI, yang bisa mengetok ke bawah. (baharuddin@fajar.co.id)

Sumber: FAJAR (http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=58747)
Tanggal Akses: 18 Maret 2008
Selengkapnya >>

KPU Pusat Perintahkan Pilwali Makassar Paling Lambat 17 Oktober

Kamis, 13-03-2008
MAKASSAR, BKM -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat akhirnya bersikap atas tarik ulur waktu pelaksanaan Pemilihan Walikota (Pilwali) Makassar.
Lewat SK No. 641/15/III/2008 yang ditandatangani ketua KPU Hafiz Anshary, KPU memberikan waktu kepada KPU Kota makassar untuk menggelar Pilwali Makassar paling lambat 17 Oktober 2008 untuk putaran pertama. Jika kemudian terjadi putaran kedua, maka batas waktu yang diberikan hingga 13 Desember 2008.


SK itu mengakhiri polemik yang berkembang selama ini tentang kapan waktu pelaksanaan Pilwali Makassar. SK ini juga bermakna ganda sebab dengan demikian, Pilwali Makassar dipastikan akan dikawal oleh KPU lama pimpinan Zulkifli Gani Ottoh, meski periode mereka sudah akan berakhir pertengahan Juni 2008 ini.
Ketua KPU Makassar, Zulkifli Gani Ottoh membenarkan datangnya SK tersebut. ''Kita diminta untuk menggelar Pilwali paling lambat 17 Oktober. Selain itu, tahapan Pilwali juga sudah mesti dilaksanakan pada awal April ini. Artinya, masa jabatan kami mesti diperpanjang,'' katanya.
Meski demikian, Zulkifli belum bisa memastikan waktu pastinya. ''Sebenarnya, KPU Provinsi menginginkan kita menggelarnya secara serentak dengan enam kabupaten lainnya pada tanggal 30 Oktober, tetapi tentu saja kami tak boleh jalan sendiri. Kami mesti berbicara dengan Pemkot dan DPRD sebelum memutuskannya,'' ujarnya.
Anggota KPU lain Maqbul Halim membenarkan adanya SK itu. ''Namun waktunya, sekali lagi belum bisa dipastikan. Bahkan batas waktu itu masih bisa ditolerir jika kemudian KPU, pemkot dan DPRD sepakat,'' katanya, kemarin.
Untuk hal itu, KPU Makassar, Kamis (13/3) hari ini, menggagas pertemuan dengan Walikota Makassar dan DPRD Makassar di Kantor KPU Makassar. (mal)
Sumber: Berita Kota Makassar (http://www.beritakotamakassar.com/view.php?id=11456&jenis=Politik)
Tanggal Akses: 18 Maret 2008
Selengkapnya >>

Senin, 17 Maret 2008

Akomodir Calon Independen, KPU Usul Pilkada Diundur Desember

Senin, 17-03-2008
Surabaya, Tribun - Wakil Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat, I Gusti Putu Artha, mengusulkan agar pemilihan kepala daerah (pilkada) yang digelar akhir 2008 diundur hingga Desember, untuk bisa mengakomodir calon perseorangan.
"Masa pencalonan harus ditarik mundur ke Desember semua, artinya kita masih bisa menunggu agar proses regulasi sekarang dilaksanakan dengan baik," ujar Putu di Surabaya, Minggu (16/3) siang.


Hal itu dikemukakan Putu pada diskusi "Calon Perseorangan Dalam Perspektif Hukum" yang diselenggarakan Kelompok Pendukung Calon Independen, yang juga menghadirkan pakar hukum Udayana, Prof Dr Ibrahim SH MH dan pakar hukum Unair, Dr Hadi Subhan.
I Gusti Putu Arta mengatakan, sekarang ini nasib calon perseorangan agar dapat mengikuti hajatan pilkada tergantung pada pemerintah dan DPR.
"Sekalipun Maret 2008 ini revisi terbatas UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah bisa diselesaikan oleh pemerintah dan parlemen, tidak ada jaminan kalau KPU Pusat dan KPU Provinsi bisa mengeksekusi langsung calon perorangan," katanya.
Putu mengatakan masih ada PP Nomer 6 dan Permendagri Nomer 44 tentang Pilkada yang juga butuh direvisi. "Jadi persoalannya itu, kalau merevisi membutuhkan waktu lagi, bisa sampai Mei hingga Juni," katanya.
Kalau regulasi itu sudah selesai, ujar dia, persoalan berikutnya adalah pengajuan anggaran ke DPR/DPRD, karena ada calon perorangan.
"Lalu DPR akan memberi jawaban. Kami belum mengagendakan pada APBN/APBD 2008 tunggu P-APBD Desember hingga Oktober. Artinya susah calon independen kalau proses regulasinya seperti ini," katanya.
Menurut Putu, kalau putusan MK Mei 2007 tentang calon perorangan tidak bisa diimplementasikan, kenapa mengeluarkan biaya untuk revisi UU Nomor 32 Tahun 2004 karena itu perlu skenario lain.
"Kalau tidak dilakukan uipaya hukum dan politik yang konkrit dan hanya diam saja menunggu proses regulasi berjalan maka nol persen peluang calon perorangan," katanya, seperti dilansir Antara.
Guru besar Fakultas Hukum Universitas Udayana, Prof Dr Ibrahim SH MH justru menyarankan agar seluruh pendukung calon independen di seluruh Indonesia bersatu untuk melakukan unjuk rasa.
"Upaya hukum sudah dilakukan secara benar, karena upaya hukum tidak bisa dilaksanakan maka perlu 'hukum rimba' dengan melakukan unjuk rasa massal agar diperhatikan oleh pemerintah," katanya.

KPU Makassar Siap, Tapi Bingung
ANGGOTA KPU Makassar, Maqbul Halim, menyambut baik usulan wakil ketua KPU pusat ini. Dia belum mengetahui apakah itu usulan lembaga atau usulan pribadi. Usulan memundurkan pilkada ini, bagi Maqbul justru membuatnya bingung.
Sebab, penetapan Pilkada Makassar yang awalnya 17 Oktober 2008, merujuk surat rekomendasi dari KPU pusat. "Itupun, karena tanggal 17 itu hari Jumat, kita terpaksa merevisinya, ke 29 Oktober dengan sejumlah pertimbangan teknis. Eh, kok ada usulan Desember lagi," kata Maqbul, menjelaskan kronologi keputusan menggelar pilkada serentak bersama empat KPU kabupaten/kota lainnya, Wajo, Sidrap, Luwu, dan Pinrang.
Meski demikian, sambungnya, kalau pun nantinya, revisi terbatas itu rampung dalam waktu dekat, dan tidak menggangu tahapan pilkada yang berjalan, pihaknya siap mengakomodir calon perseorangan. "itupun, jika nantinya disertai petunjuk teknis dari KPU pusat," katanya usai menghadiri pernikahan adiknya, Ibrahim Halim di Belawa, tadi malam.
Sumber: Tribun Timur (http://www.tribun-timur.com/view.php?id=68883&jenis=Politik)
Akses: 17 Maret 2008


Selengkapnya >>

Makassar, Jeneponto, Pinrang, Luwu dan Wajo Jajaki Pilkada Serentak

Jumat, 14-03-2008
Makassar, Tribun - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar dan Pemkot Makassar beda pendapat soal penetapan jadwal pencoblosan Pemilihan Wali Kota Makassar. KPU menginginkan pemilihan dilakukan tanggal 22, sementara Pemkot Makassar ingin tanggal 30 Oktober.


Setelah berdebat selama beberapa jam lamanya, akhirnya kedua pihak sepakat mengambil jalan tengah, menyepakati tanggal Rabu (29/10) sebagai voting day. KPU Makassar berkoordinasi dengan tiga kabupaten yang menggelar pilkada di bulan yang sama.Makassar, Pinrang, Luwu, dan Kabupaten Wajo Jumat (14/3) hari ini, keempat KPU bertemu di KPU Sulsel. genda utamannya menyepakati jadwal pilkada serentak.

Anggota KPU Makassar, Maqbul Halim, tadi malam mengatakan, kemungkinan besar Pilkada Jeneponto juga akan bergabung bersama empat kabupaten tersebut untuk menyelenggarakan pilkada secara bersamaan.
Dalam pertemuan tersebut, hadir Sekretaris Daerah Kota Makassar Supomo Guntur, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Maruhum Sinaga, Jafar Sodding mewakil DPRD Makassar, dan empat anggota KPU Makassar.
Rencananya, tahapan pilkada akan dimulai awal Mei mendatang dengan tahapan awal berupa penyampaian masa akhir jabatan Wali Kota Makassar kepada DPRD Makassar.
Sumber: Tribun Timur (http://www.tribun-timur.com/view.php?id=68476&jenis=Politik)
Tanggal : Akses 17 Maret 2008
Selengkapnya >>

Minggu, 16 Maret 2008

Makassar, Jeneponto, Pinrang, Luwu dan Wajo Jajaki Pilkada Serentak

Jumat, 14-03-2008
Makassar, Tribun - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar dan Pemkot Makassar beda pendapat soal penetapan jadwal pencoblosan Pemilihan Wali Kota Makassar. KPU menginginkan pemilihan dilakukan tanggal 22, sementara Pemkot Makassar ingin tanggal 30 Oktober.

Setelah berdebat selama beberapa jam lamanya, akhirnya kedua pihak sepakat mengambil jalan tengah, menyepakati tanggal Rabu (29/10) sebagai voting day. KPU Makassar berkoordinasi dengan tiga kabupaten yang menggelar pilkada di bulan yang sama.Makassar, Pinrang, Luwu, dan Kabupaten Wajo Jumat (14/3) hari ini, keempat KPU bertemu di KPU Sulsel. genda utamannya menyepakati jadwal pilkada serentak.

Anggota KPU Makassar, Maqbul Halim, tadi malam mengatakan, kemungkinan besar Pilkada Jeneponto juga akan bergabung bersama empat kabupaten tersebut untuk menyelenggarakan pilkada secara bersamaan.
Dalam pertemuan tersebut, hadir Sekretaris Daerah Kota Makassar Supomo Guntur, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Maruhum Sinaga, Jafar Sodding mewakil DPRD Makassar, dan empat anggota KPU Makassar.
Rencananya, tahapan pilkada akan dimulai awal Mei mendatang dengan tahapan awal berupa penyampaian masa akhir jabatan Wali Kota Makassar kepada DPRD Makassar.

Sumber: Portal Online Tribun Timur
http://tribun-timur.com/view.php?id=68476&jenis=Politik
Tanggal 16 Maret 2008
Selengkapnya >>

Senin, Calon Jalani Psikotest

Jumat, 14-03-2008
Tim Seleksi Anggota KPUD Minta Peserta Perhatikan Jadwal


Sebanyak 20 calon anggota KPUD Sulsel yang dipastikan maju pada tahap seleksi selanjutnya, sesuai jadwal rencananya Senin (17/3) mendatang, akan menjalani psikotest.

Hal tersebut diungkapkan Jurubicara Tim Seleksi Anggota KPUD Sulsel, Drs H Mappiar HS, kepada wartawan, Kamis (13/3).
H Mappiar menjelaskan, psikotest terhadap peserta akan dilaksanakan di Gedung STIA LAN, Jl AP Pettarani Makassar. "Kita akan mulai sekitar pukul 08.00 Wita," katanya.
Setelah tahap psikotest, dijelaskan peserta akan menjalani tahap berikutnya, yakni outbond yang akan dilakukan 19-20 Maret mendatang. Setelah itu, para calon penyelenggara pemilu di Sulsel itu, akan mengikuti wawancara, 24-25 Maret.

Terkait beberapa tahapan seleksi tersebut, Tim Seleksi Calon Anggota KPUD Sulsel mengharapkan seluruh peserta yang berhasil lolos ke masing-masing tahap tersebut agar memperhatikan jadwal yang terlah ditetapkan.

Selain itu, tim juga berharap masyarakat dapat pro aktif dengan cara memberikan masukan baik yang sifatnya kabaikan maupun hal yang kurang baik terhadap para calon yang telah lolos tahapan tes tertulis.

Seperti diberitakan sebelumnya, setelah berjuang menghadapi dua tahap saringan yang disiapkan tim seleksi calon anggota KPUD Sulsel, seleksi administrasi dan tes tertulis, 20 orang calon anggota KPUD Sulsel berhasil menembus instrumen tes tertulis yang dibuat Universitas Indonesia (UI), Senin (3/3) lalu.

Mereka yang berhasil ke tahap selanjutnya masing-masing, Ir A Syamsul Rijal Nur MSi, DR Abd Rahman SH MH, Abdillah Mustari S Ag M Ag, Dra Hasnawati Latif MPd, Hendra Sudrajat SH MH, DR Jayadi Nas MSi, Drs H L Arumahi, Drs H Lomba Sultan MAg, Drs Maqbul Halim, Nur Rahmat Nur SE, Nusra Azis SPT, Pahir Halim SH, Drs H PM Alamsyah MS, Dra Rahmiwati Agustini, Ronny S.Com M Comp MH, Samsir S.Sos MSi, Sumeizita Suarman SS, Dra Tenri A Palallo, Drs H Waspada Santing, dan Ziaurrahman Mustari S.Sos.

Mereka berhasil menyingkirkan 92 peserta lainnya. Bahkan salah seorang diantaranya seorang profesor yang terpaksa harus kandas di tahap ini. ke-20 calon anggota KPUD Sulsel tersebut selanjutnya akan melanjutkan perjuangan pada tahap psikotes, outbond, dan wawancara.
Penanggung jawab psikotes calon anggota KPUD Sulsel, Mustari Bosrah kepada wartawan beberapa waktu lalu mengatakan, calon akan menjalani psikotest untuk mengetahui intelektualitas, kemampuan lainnya yang dimiliki peserta.

"Sedangan untuk outbond, calon akan diajak mengunjungi pasar tradisional, pasar modern, termina, dan sejumlah tempat lainnya. Tujuannya untuk melihat kepekaan sosial peserta," kata Mustari, yang juga dosen psikologi UNM.

Dia menjelaskan, pada 27 Maret mendatang diharapkan tim seleksi sudah menghasilkan 10 calon anggota KPUD Sulsel, untuk selanjutnya dikirim ke KPU Pusat.(yok) ()

Sumber:
http://www.ujungpandangekspres.com/view.php?id=16588&jenis=Halaman
Tanggal 15 Maret 2008
Selengkapnya >>

Sabtu, 15 Maret 2008

Tes Psikologi Balon Anggota KPU di LAN Pettarani

Kamis, 13-03-2008 | 20:30:57
Laporan: muhammad irham. la_toge_langi@yahoo.com

Makassar, Tribun - Tim seleksi calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel menunjuk Kantor LAN Jl AP Pettarani sebagai tempat pelaksanaan tes psikologi untuk 20 orang bakal calon anggota KPU. Setelah itu, mereka akan menjalani tes lanjutan berupa outbond di sejumlah tempat-tempat keramaian di Makassar dan tes wawancara.

Tes psikologi akan ditangani oleh tim seleksi psikologi dari Universitas Negeri Makassar (UNM) dan dimulai pukul 08.00 wita sampai selesai. Tes direncanankan berlangsung selama dua jam.

Terkait beberapa tahapan seleksi tersebut, tim seleksi berharap agar seluruh peserta yang berhasil lolos ke masing-masing tahapan memperhatikan jadwal yang telah ditetapkan.

Bahan wawancara terhadap bakal calon anggota KPU ini sebagian diambil dari masukan dari tanggapan masyarakat yang masuk ke KPU. Hari Sabtu besok akan menjadi batas akhir pengiriman tanggapan masyarakat.

Ke-20 bakal calon anggota KPU yang lolos tes tertulis masing-masing, Syamsul Rijal Nur, DR Abd Rahman, Abdillah Mustari, Hasnawati Latif, Hendra Sudrajat, DR Jayadi Nas MSi, H L Arumahi, Lomba Sultan, Maqbul Halim, Nur Rahmat Nur, Nusra Azis, Pahir Halim, H PM Alamsyah MS, Rahmiwati Agustini, Ronny, Samsir, Sumeizita Suarman SS, Tenri A Palallo, H Waspada Santing, dan Ziaurrahman Mustari S.Sos.

Penanggung jawab psikotes calon anggota KPUD Sulsel, Mustari Bosrah kepada wartawan beberapa
waktu lalu mengatakan, calon akan menjalani psikotest untuk mengetahui intelektualitas, kemampuan lainnya yang dimiliki peserta.

"Sedangan untuk outbond, calon akan diajak mengunjungi pasar tradisional, pasar modern, terminal, dan sejumlah tempat lainnya. Tujuannya untuk melihat kepekaan sosial peserta," kata Mustari, yang juga dosen psikologi UNM. (*)

Sumber: Portal Online Tribun Timur
http://www.tribun-timur.com/view.php?id=68404
Tanggal 15 Maret 2008
Selengkapnya >>

Kamis, 13 Maret 2008

KPU dan Pemkot Sepakat Pilkada Makassar 29 Oktober

Kamis, 13-03-2008 | 20:02:17
Laporan: muhammad irham. la_toge_langi@yahoo.com

Makassar, Tribun - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar dan Pemerintah Kota Makassar beda pendapat soal penetapan jadwal pencoblosan Pemilihan Wali Kota Makassar. KPU menginginkan pemilihan dilakukan tanggal 22, sementara Pemkot Makassar ingin tanggal 30 Oktober.

Setelah berdebat selama beberapa jam lamanya, akhirnya kedua pihak sepakat mengambil jalan tengah dengan menyepakati tanggal 29 Oktober sebagai hari pencoblosan. KPU Makassar akan melakukan pertemuan dengan tiga kabupaten yang juga akan melakukan pilkada di bulan yang sama.

Pertemuan akan diselenggarakan di Kantor KPU Sulsel hari ini. Salah satu agendanya adalah menyepakati jadwal bersama pelaksanaan pilkada di empat daerah tersebut, Makassar, Pinrang, Luwu, dan Kabupaten Wajo.

Anggota KPU Makassar, Maqbul Halim, kepada Tribun tadi malam mengatakan, kemungkinan besar Pilkada Jeneponto juga akan bergabung bersama empat kabupaten tersebut untuk menyelenggarakan pilkada secara bersamaan.

Dalam pertemuan tersebut, hadir Sekretaris Daerah Kota Makassar Supomo Guntur, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Maruhum Sinaga, Jafar Sodding mewakil DPRD Makassar, dan empat anggota KPU Makassar.

Rencananya, tahapan pilkada akan dimulai awal Mei mendatang dengan tahapan awal berupa penyampaian masa akhir jabatan Wali Kota Makassar kepada DPRD Makassar. (*)

Sumber: Portal Online TRIBUN TIMUR
http://tribun-timur.com/view.php?id=68397&jenis=Makassar
Tanggal 13 Maret 2008
Selengkapnya >>

Sebelum 10 April, Zulkifli Harus Mundur

Rabu, 12-03-2008
Makassar, Tribun - Dua orang yang berbeda latar belakang dan institusi dipersiapkan menjadi pengganti antar waktu (PAW) anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Makassar. Keduanya adalah Dirgahayu Lantara dan Rivai Muslang.


Mereka adalah bakal pengganti anggota KPU Makassar, Tenri A Palallo, yang terpilih menjadi anggota KPU Sulsel, 2007 lalu. Satu dari mereka juga berpeluang mengganti anggota KPU Makassar, lainnya, Zulkifli Gani Ottoh, yang telah mendaftar sebagai calon wali kota pada PDS Makassar.

"Kalau Pak Zulkifli benar-benar ingin maju di Pilkada Makassar, beliau harus menyatakan sikapnya mundur sebelum tanggal 10 April mendatang. Kalau tidak, dia harus mengundurkan diri," kata anggtoa KPU Makassar, Pahir Halim, Selasa (11/3).
Jika merujuk pada aturan KPU, Zulkifli yang saat ini menjabat sebagai Ketua KPU Makassar, harus mengundurkan diri jika tahapan sudah berjalan dan ia sudah resmi terdaftar di salah satu partai.
Bersama anggota KPU lainnya, Maqbul Halim, Pahir sendiri dinyatakan lolos tahapan kedua seleksi anggota KPU Sulsel. Tahapan ini akan berakhir bersamaan dengan dimulaianya beberapa tahap pilkada Makassar, April mendatang.

KPU Siapkan 3 Tanggal Pencoblosan

KOMISI Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar merancang tiga waktu alternatif pelaksanaan
hari H pencoblosan Pemilihan Wali Kota Makassar periode 2009-2014, yakni tanggal 22, 27, dan 30 Oktober 2008.
Tiga waktu ini diberikan oleh KPU Pusat untuk dipertimbangkan oleh KPU Makassar dan Pemerintah Kota Makassar. Sedangkan tahapannya diperkirakan akan dimulai 10 April mendatang dengan tahapan awal berupa penyampaian ke DPRD mengenai masa akhir jabatan wali kota ke DPRD. "Kami akan membicaraknnya dengan pemkot, Kamis lusa (besok)," kata Pahir. Jadwal ini termasuk mengantisipasi masuknya calon perseorangan dan dua putaran pilkada.
Sumber: Tribun Timur (http://www.tribun-timur.com/view.php?id=68128&jenis=Politik)
Akses Tanggal 14 Maret 2008
Selengkapnya >>

Senin, 10 Maret 2008

3 Anggota Ingin Tinggalkan KPU Makassar

Senin, 10-03-2008
DPRD Pertanyakan Keberlanjutan Tahapan Pilkada

Makassar, Tribun - Ketua Komisi Seleksi Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Makassar di DPRD Makassar, Yusuf Gunco, mempertanyakan kesanggupan dan kesiapan anggota empat anggota KPU Kota Makassar, untuk menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Makassar, yang dijadwalkan 17 Oktober mendatang.


Sikap kritis anggota Komisi A (hukum dan pemerintahan) DPRD Sulsel ini menyusul terancamnya organisasi dan keanggotaan KPU Makassar, menyusul tiga dari empat anggotanya mulai menunjukkan inisiatif meninggalkan lembaga penyelenggara pemilu itu.

"Sebagai institusi politik dan bagian dari sistem pemerintahan, kami juga ingin tahu apakah KPU Makassar bisa melakasanakan pilkada dengan mempertimbangkan kondisi dan kiprah anggotanya yang sudah menunjukkan tanda-tanda ingin meninggalkan KPU," katanya, kepada Tribun, usai menggelar pertemuan dengan pengurus DPD Golkar Makassar, Minggu (9/3) kemarin.

Hari Kamis (6/3) lalu, Ketua KPU Kota Makassar, Zulkifli Gani Ottoh, sudah mengambil formulir sebagai calon Wali Kota Makassar di DPC Partai Damai Sejahtera (PDS) Makassar. Sejak dua bulan terakhir, Zulkifli juga sudah membentuk tim dan menyebar sejumlah atribut untuk mensosialisasikan diri.

Hari Jumat (7/3) lalu, dua anggota KPU Makassar lainnya, Pahir Halim dan Maqbul Halim, dinyatakan lolos seleksi turtulis calon anggota KPU Sulsel, bersama 18 figur anggota KPU lainnya. Tahapan seleksi ini baru akan rampung akhir Maret mendatang, sebelum pelantikan sekitar April.

Khusus bagi Zulkifli, Yusuf Gunco, menilai langkah yang dilakukannya selama ini masih dalam koridor hukum. "Saya pikir Pak Zul tahu aturannya, kecuali kalau dia resmi ditetapkan dalam tahapan sebagai calon kepala daerah, dia harus meletakkan jabatannya," katanya.
Namun, politisi Golkar yang juga mantan pengacara ini berpendapat, secara etika politik dan jabatan, Zulkifli harus memikirkan untuk mengundurkan diri.

Dikonfirmasi terpisah, anggota KPU Sulsel Dr Darwis mengatakan, sejauh ini KPU provinsi masih terus memantau perkembangan di KPU Sulsel. Darwis menyebutkan kondisi itu masih dalam norma aturan dan bisa berjalan dengan baik."Tidak ada masalah, kecuali kalau Pak Zul memang sudah mendaftar resmi, dia sudah harus mundur," katanya.

Seperti Darwis, anggota KPU Makassar, Pahir Halim, juga mengkonfirmasikan kondisi terakhir yang dihadapi KPU Makassar ini. "Ya, begitulah kondisinya sekarang, tapi sebenarnya dengan tiga anggota, pilkada Makassar bisa terlaksana," ujarnya.

Dimintai tanggapan soal pendafaran Zulkifli untuk menjadi peserta pilkada Makassar, Pahir mengatakan, sejauh belum ada pendaftaran resmi ke KPU, maka Zulkifli belum terkena aturan tersebut.

Dia lalu merujuk UU Nomor 32/tahun 2004 dan PP Nomor 6 tahun 2005 soal petunjuk teknis UU soal pemerintahan daerah yang juga mengatur pilkada itu. Pahir mengatakan, tahapan pilkada Makassar dimulai sekitar 10 April 2008, dengan tahapan pemberitahuan KPU ke DPRD Makassar soal berakhirnya masa jabatan wali kota dan wakil wali kota.

KPU Sulsel Belum Tentukan 2 Penyeleksi
TIGA bulan menjelang pelantikan lima anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar, KPU Sulsel belum menentukan tim seleksi. Pekan ini, mereka akan membicarakan masalah perpanjangan masa kerja anggota KPU Makassar yang akan berakhir 2009 mendatang.
"Sampai sekarang kita belum rekrut satupun calon tim seleksi. Minggu ini baru akan kita bicarakan," kata Ketua KPU Sulsel, Mappinawang, kepada Tribun, Minggu (9/3).

Pekan lalu, Mappinawang berangkat ke Jakarta menemui anggota KPU Pusat untuk membicarakan rencana perekrutan anggota tim seleksi anggota KPU Sulsel. Di Sulsel, terdapat empat KPU yang diperpanjang masa kerjanya, yakni, Makassar, Pinrang, Luwu, dan Wajo.

Mappinawang mengatakan, KPU Sulsel diberi tugas merekrut dua calon tim seleksi dari kalangan tokoh masyarakat dan profesional. DPRD yang juga diberi tugas mencari tim seleksi, mereka diminta menyeleksi anggota tim seleksi dari kalangan profesional dan akademisi. Sedangkan tim Pemkot Makasasr dari kalangan birokrat.

Sumber: http://www.tribun-timur.com/view.php?id=67817&jenis=Politik
Akses tanggal 10 Maret 2008
Selengkapnya >>

Minggu, 09 Maret 2008

Lolos ke 20 Besar Teratas

(Seleksi Calon Anggota KPU Sulsel 08-13)

Ketika di Bandara Internasional SOEKARNO HATTA Cengkareng (7 Maret 2008), saya mendapat panggilan telepon dari Pahir Halim (Anggota KPU Makassar 2003-2008). Kak Pahir (saya menyapanya begitu karena ia lebih senior dari pada saya dalam berbagai hal) memberitahukan kepada saya bahwa saya lulus tes tertulis calon anggota KPU Propinsi Sulawesi Selatan periode 2008 – 2013 bersama dengan 19 calon lainnya.

Mendapat kabar seperti itu, saya tentu saja gembira. Saya juga langsung bertanya kepadanya, “Lantas, bagaimana dengan Kak Pahir sendiri?”

“Alhamdulillah, saya juga seperti Maqbul. Saya lulus,” jawab Pahir.

Saya bilang bahwa kalau seperti itu hasilnya, berarti hasil menggembirakan. Ketika ia mendengar saya menilai situasi menggembirakan, ia langsung menyelah.

“Tapi ada satu masalah,” katanya. “Pak Darwis tidak lulus ke 20 Besar teratas,” katanya melanjutkan.

Kami pun berbincang kira-kira lima menitan. Saya terus bertanya, ada apa gerangan sampai Kak Darwis (saya lebih akrab menyapa atau menyebut namanya seperti itu) tidak lolos. Saya katakan bahwa itu bisa menjadi masalah bagi 20 orang yang telah lolos itu. Letak masalahnya adalah bahwa Pak Darwis itu mempunyai kompetensi yang tinggi, pengalamannya bisa diandalkan, serta serta jaringan yang luas. Banyak hal yang saya pikirkan, dan dengan itu, sulit menyebutkan ketidak-lulusan Pak Darwis sebagai sebuah kewajaran.

Sebelumnya, saya sebenarnya juga sudah pasrah. Saya pesimis bisa lolos ke peringkat 20 Besar teratas, mengungguli 109 peserta yang lain. Sikap pesimis itu juga pernah saya kemukakan ketika berbincang bersama dengan beberapa staf sekretariat KPU Sulsel pada kira-kira satu minggu sebelum pengumuman. Adnan, salah seorang staf, juga ada ketika itu. Saya mengaku bahwa saya pesimis dengan hasil kerja yang telah saya berikan melalui lembar jawaban. Meski demikian, seperti saya meyakinkan mereka pada saat itu, saya tetap yakin bisa lolos ke peringkat 20 Besar teratas.

“Pak Maqbul, bapak kelihatan sudah siap. Pak Maqbul berdoa terus, ya!” tanya Andi Arifin, seorang staf KPU Sulsel ketika itu. Waktu itu, saya baru saja pulang dari melayat di rumah duka almarhum Mansyur Semma. Saya mengenakan peci hitam, dipadu dengan baju koko warna gelap.

Mereka mendoakan saya, meski sudah yakin bahwa saya bakal lolos ke peringkat 20 besar. Mereka berpikir tentang manfaat berkerja dengan orang-orang yang sudah dikenal karakternya dan sekaligus juga memang sudah menjalin pertemanan. Hanya saja, saya juga percaya bahwa apa yang mereka harapkan dan doakan, tidak berkaitan dengan pertimbangan-pertimbangan para anggota tim seleksi. Jika itu suara hatinya, suara hati itu juga belum tentu akan didengar oleh KPU Pusat di Jakarta.

Akhirnya, saya bersyukur karena lolos ke peringkat 20 besar. Alhamdulillah

Selengkapnya >>

Sabtu, 08 Maret 2008

Dr Darwis dan Hasbi Abdullah Tersingkir

Sabtu, 08-03-2008
Tim Seleksi Umumkan 20 Nama Calon Anggota KPU Sulsel

Makassar, Tribun - Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel periode 2003-2008 Dr Darwis MA DPS dipastikan tersingkir dari seleksi calon anggota KPU Sulsel periode 2008-2013.
Selain Darwis, mantan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar, Hasbi Abdullah, juga tidak lolos.

Tim seleksi calon anggota KPU Sulsel mengumumkan hasil seleksi mereka, Sabtu (8/3) hari ini. Sebanyak 20 calon anggota akan bersaing hingga akhirnya terpilih lima anggota tetap.


Hasil Terbaik
Dari lima anggota KPU Sulsel, satu-satunya yang lolos kembali adalah adalah A Tenri Palallo.
Mantan wartawati dan anggota KPU Kota Makassar ini menempati urutan ke-18 peserta yang lolos tes.

Tiga anggota KPU lainnya, Mappinawang (ketua), Ridwan J Silamma, dan A Salipolo Palalloi.
Menanggapi ketidaklulusannya, Darwis mengaku tidak masalah.

"Saya tidak masalah jika tidak lolos seleks. Mungkin itulah hasil yang terbaik dari yang ada. Saya juga sudah merasa telah bekerja dengan baik," tandasnya.

Mantan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar, Hasbi Abdullah, yang sebelumnya dijagokan bakal menggantikan posisi mantan Direktur LBH Makassar Mappinawang di KPU, juga tidak lolos. Ia menyambut baik hasil keputusan tim seleksi tersebut.

"Selamat kepada yang lulus dan semoga panitia seleksi berhasil memilih anggota KPU Sulsel yang memiliki kapasitas, kejujuran, dan netralitas, sehingga pemilu dapat terlaksana secara demokratis," kata Hasbi.

Menurutnya, yang terpenting dimiliki anggota KPU adalah independensi. "Ini tidak cukup dengan pernyataan lisan, tapi harus dicermati dari latar belakang dan karakter calon, apa betul-betul mampu menerapkan sikap independensinya," kata Hasbi.

Dominasi
Tim seleksi bakal calon anggota KPU Sulsel menetapkan 20 orang bakal calon anggota KPU Sulsel yang akan mengikuti tes psikologi. Dari ke-20 orang itu, sembilan di antaranya berlatar belakang anggota KPU dari provinsi dan kabupaten/kota.

Selain dihuni anggota KPU, bakal calon juga berasal dari akademisi enam orang, profesional dua orang, aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) dua orang, dan birokrat satu orang.
Berdasarkan golongan gender, lima dari 20 orang yang lolos ini berjenis kelamin perempuan.
Jumlah ini sesuai dengan kuota 30 persen perempuan yang disarankan oleh undang-undang.
Masukan Masyarakat

Setelah mengumumkan nama-nama peserta yang lolos seleksi, tim seleksi memberi kesempatan kepada masyarakat untuk memberikan tanggapan atas nama-nama tersebut. Tanggapan dilayangkan ke Kantor KPU Sulsel Jl AP Pettarani, No 102, Makassar. Tim seleksi meminta pengirim tanggapan mencantumkan nama dan alamatnya di dalam amplop yang tertutup rapat.
"Kami jamin nama-nama masyarakat yang memberikan tanggapan akan kami rahasiakan dengan baik asal mereka mengajukan tanggapan dan bukti-bukti yang sesuai dengan fakta," kata penanggung jawab seleksi tertulis, Abdul Rachmat Noer.

Tanggapan masyarakat diterima paling lambat tanggal 20 Maret. Tim seleksi selanjutnya akan melakukan tes psikologi, outbond, dan tes wawancara. Tanggapan dari masyarakat yang masuk akan menjadi bahan tes wawancara sekaligus klarifikasi kepada calon yang ditanggapi.

Sumber: http://www.tribun-timur.com/view.php?id=67574 (akses tanggal 08/03/08)

Mereka Lolos
* A. Syamsu Rijal (KPU Palopo) * Dr Abdul Rahman (akademisi/Univeristas '45) * Abdillah Mustari (Akademisi/UIN) * Hasnawati Latief (LSM) * Hendra Sudrajat (KPU Soppeng) * Dr Jayadi Nas (Akademisi/Unhas) * L Arumahi (Profesional/wartawan) * Lomba Sultan (akademisi/UIN) * Maqbul Halim (KPU Makassar) * Nur Rahmat Nur (KPU Pangkep) * PM Alamsyah (birokrat) * Rahmiwati Agustini (LSM/Panwas Sulsel) * Ronny (Akademisi/Atmajaya) * Samsir (Akademisi/Unismuh) * Sumeizita Auarman (LSM) * Tenri A Palallo (KPU Sulsel) * Waspada Santing (Profesional/Wartawan) * Ziaurrahman Mustari (KPU Takalar)
Selengkapnya >>

Darwis dan Prof Dali Gagal Jadi Anggota KPU

(08 Mar 2008)
Pansel Minta Masyarakat Beri Masukan

MAKASSAR--Niat HM Darwis untuk kembali menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel, dipastikan kandas. Darwis yang sebelumnya mendaftar sebagai anggota KPU Pusat dan juga tidak berhasil, dinyatakan gagal dalam seleksi tertulis calon anggota KPU Sulsel periode lima tahun mendatang.Berdasarkan hasil pengumuman panitia seleksi (pansel) untuk hasil tes tertulis yang dirilis malam tadi, nama Darwis tidak tercantum dalam 20 orang yang dinyatakan lulus.


Berbeda dengan Darwis, anggota KPU Sulsel lainnya, Tenri A Palallo dinyatakan lolos.
Selain Darwis, Prof Dali Amiruddin juga dinyatakan tidak lolos. Meski begitu, sejumlah anggota KPU kabupaten/kota justru lolos dalam seleksi tahap pertama ini.

Mereka, antara lain; A Syamsu Rijal Nur, Hendra Sudrajat, Maqbul Halim, Nur Rahmat Nur, Nusra Azis, Pahir Halim, dan Ziaurrahman Mustari. Dua mantan anggota Panwaslu, HL Arumahi dan Rahmiwati Agustini juga dinyatakan lolos.

Berbanding terbalik dengan dua srikandi dari KPU Gowa, Risma Niswaty dan Marhumah Madjid. Keduanya gagal melewati tes tertulis. Keduanya bernasib sama dengan aktivis Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Syansuddin Alimsyah.

Dengan terpilihnya 20 calon ini, panitia seleksi berharap masyarakat memberi masukan. Terutama, menyangkut keanggotaan di parpol, perbuatan amoral, tindak pidana korupsi, maupun perbuatan melanggar hukum lainnya.

“Kami butuh masukan dari masyarakat terkait track record masing-masing calon yang saat ini tinggal 20 orang,” kata Ketua Pansel KPU Sulsel, Prof Thahir Kasnawi dalam keterangan persnya di Warkop Phoenam, Jumat 7 Maret.

Menurut dia, dari 109 peserta, pansel sudah mengerucutkan calon sebanyak 20 orang saja. Sisa itulah yang akan mengikuti tahap berikutnya menuju 10 orang yang akan dikirim ke KPU pusat.

“Melihat jumlah pendaftar di beberapa provinsi, terutama di Sulawesi, ternyata pendaftar tertinggi di Sulsel. Ini menunjukkan animo yang cukup tinggi,” terang mantan Dekan Fisipol Unhas ini.

Anggota pansel dari unsur media, Mappiar mengatakan, dari 20 calon yang lolos seleksi tertulis, ada sembilan mantan anggota KPU, enam orang akademisi, profesional dua orang, LSM dua orang, dan birokrat satu orang. “Dari unsur perempuan, ada 15 ikut seleksi dan yang terjaring masuk 20 besar adalah lima orang,” sebut Mappiar.

Adapun kualifikasi pendidikan, ada dua orang kualifikasi doktor, sembilan magister, dan sembilan D1. “Tahap selanjutnya adalah psikotes, Senin, 10 Maret, outbond 19-20 Maret, dan wawancara 24-25 Maret,” sebutnya.

Berdasarkan jadwal, paling lambat 27 Maret, sepuluh nama akan dikirim ke Jakarta untuk ditetapkan lima orang. “Kami menjamin hasil yang diperoleh ini memiliki objektivitas tinggi,” sebut Thahir Kasnawi, memastikan.

“Uji publik akan berlangsung hingga 20 Maret. Masukan diberikan dalam amplop tertutup dengan identitas yang lengkap. Pansel akan menjaga kerahasiaan identitas pengirim,” tambah anggota panitia seleksi lainnya, H Abdul Rachmat Noer. (har)

Sumber: Fajar (http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=57893)
Akses: Tanggal 8 Maret 2008
Selengkapnya >>

Anggota KPU Makassar Bakal Berkurang

(08 Mar 2008)
MAKASSAR--Menjelang suksesi Walikota Makassar, personel anggota KPUD Makassar bakal berkurang. Setelah Tenri A Palallo naik pangkat menjadi anggota KPU Sulsel, kini dua personel KPU Makassar lagi lolos seleksi berkas calon anggota KPU Sulsel. Keduanya adalah Maqbul Halim dan Pahir Halim. Praktis anggota KPU Makassar tinggal dua orang yakni Zulkifli Gani Ottoh dan Syahrir Makkuradde.Ketua KPU Makassar, Zulkifli Gani Ottoh membenarkan lolosnya Pahir dan Maqbul. Menurut dia, lolosnya Maqbul dan Pahir membuktikan bahwa anggota KPU Makassar memiliki kualitas dan kompetensi yang bisa diandalkan.


"Tetapi keduanya masih akan mengikuti tes psikologi dan fit and proper test. Meski begitu, kami tetap bisa menyelenggarakan pilkada Makassar mendatang," kata Zulkifli kemarin.

Zulkifli juga mengaku akan segera merekrut anggota KPU pengganti Tenri A Palallo. Menurut dia, kandidat pengganti Tenri itu sudah ada di tangan KPU Sulsel. "Mudah-mudahan Maret ini sudah ada kepastian pengganti Tenri," kata Ketua PWI Sulsel itu.

Selain merekrut pengganti Tenri, KPU Makassar juga mulai mempersiapkan tahapan pilkada Makassar. Rencananya, tahapan itu akan diawali dengan rekrutmen penyelenggara mulai dari tingkat PPK sampai PPS.

Itu sebabnya, Zulkifli berharap Kantor Catatan Sipil dan Kependudukan Kota Makassar bisa merampungkan pemutakhiran data pemilihnya paling lambat akhir Maret ini. Alasannya, data pemilih sangat menentukan tahapan pilkada berikutnya. (har)

Sumber: FAJAR (http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=57860)
Akses tanggal 8 Maret 2008
Selengkapnya >>

Inilah ke-20 Balon Anggota KPU Sulsel

Jumat, 07-03-2008 | 21:58:50
Laporan: muhammad irham. la_toge_langi@yahoo.com

Makassar, Tribun - Tim seleksi bakal calon anggota KPU Sulsel menetapkan 20 orang peserta tes tertulis yang dinyatakan lolos.
Inilah ke-20 orang yang lolos tersebut:


1. A Syamsu Rijal (KPU)
2. Dr Abdul Rahman (akademisi/Universitas 45)
3. Abdillah Mustari (akademisi/IAIN)
4. Hasnawati Latief (LSM)
5. Hendra Sudrajad (KPU)
6. Jayadi Nas (akademisi/Unhas)
7. L Arumahi (profesional)
8. Lomba Sultan (akademisi/IAIN)
9. Maqbul Halim (KPU)
10. Nur Rahmat Nur (KPU)
11. Nusra Azis (KPU)
12. Pahir Halim (KPU)
13. PM Alamsyah (Birokrat)
14. Rahmiwati Agustini (KPU/Panwas)
15. Ronny (akademisi/Atmajaya)
16. Samsir (akademisi/Unismuh)
17. Sumeizita Suarman (LSM)
18. Tenri A Palallo (KPU)
19. Waspada Santing (Profesional)
20. Ziaurrahman Mustari (KPU)(*)

Sumber: http://www.tribun-timur.com/view.php?id=67521&jenis=Makassar (Akses tanggal 8 Maret 2008)
Selengkapnya >>

Kamis, 06 Maret 2008

Terima Kasih Surat Kabid Humas Polda

Terima kasih atas penjelasan saudara Kombes Pol Drs. Dwi Hartono (Kabid Humas Polda Sulsel) pada kolom SDP FAJAR (3 Maret 2008) terhadap surat terbuka saya (FAJAR, 18 Februari 2008). Laporan polisi yang dibuat oleh anak buah anda dengan No Pol: LP/11/II/2008/Lantas yang dibuat pada Jumat, 15 Februari sebagaimana disebutkan pada kolom SDP harian ini juga, adalah laporan yang tidak terverifikasi dan terklarifikasi oleh fakta kejadian dan data lapangan (Tempat Kejadian Perkara/TKP), dimana sebelumnya lalu lintas lancar sebelum jalur saya diterobos oleh kendaraan bernopol DD 8035 BE.


Laporan itu hanyalah versi anak buah anda sendiri (LA Payung), dan tidak sama sekali mencakup perilakunya sendiri yang tidak pantas di TKP (tidak menunjukkan sikap hormat). Untuk saudara ketahui, sayalah yang punya SIM dan STNK, dan pengendara yang melanggar (Kendaraan Nopol DD 8035 BE) yang kemudian dibiarkan pergi dan tanpa ditindaki itu justru yang tidak punya SIM dan STNK. Apa yang saudara jelaskan itu bahwa saya tidak punya SIM dan STNK, itu pemutarbalikan fakta (Saya sodorkan SIM dan STNK agar saya ditilang). Saya juga tidak diproses, buktinya saya tidak dimintai keterangan, dan saya justru hanya mengeluhkan kejadian itu kepada Kasatlantas Polwiltabes Makassar atas mediasi Aiptu M Alimanesa dari Satlantas Makassar Timur.

Jika saudara menginginkan versi cerita dari laporan yang jujur, saya bersedia terlibat pada reka ulang (rekonstruksi) di TKP, agar saudara bisa menilai laporan anak buah anda (LA Payung), yang mungkin tidak ingin disalahkan sehingga mengabaikan kejadian yang sebenarnya. Itu juga bisa menjelaskan, apakah penjelasan saudara itu memutarbalikkan fakta atau tidak. Demikian.

Maqbul Halim
http://maqbulhalim.blogspot.com
Selengkapnya >>

Rabu, 05 Maret 2008

Arsip BUKU TAMU

Lukman Dahlan
05/03/08

Comments:
Assalamu Alaikum Pak Maqbul?
Mudah-mudahan masih taingatki namaku. Kalau lupa, tak apa-apa. Mungkin kesibukanta sebagai anggota KPU telah membuat memori Pak Maqbul tambah padat. Saya sekampungnya Ria Harun, pernah juga ikut-ikutan di identitas di zaman Pak Maqbul masih di UH.
Perisitiwa paling bersejarah ketika Maqbul hilang, setelah ,aksi demo di DPRD Sulawesi Selatan.
Nah, sampai hari ini saya tetap pemerhati berita dan tulisan tentang Maqbul atau apapun yang ditulis oleh Maqbul.
Selamat, Pak Maqbul

---

Badwi M. Amin
04/29/08

Comments:
Hi Maqbul...

Salam kenal dulu cappo.... Saya Badwi, dulu kita pernah ketemu di Ramsis...(Kebetulan saya juga tinggal di sana dulu). Yang pasti saya banyak dengan tetang saudara dari beberapa teman yang juga terdapat dalam list di homepage. Dan hari ini saya malah sempat berkungjung ke blogspot ta... Selaku pengunjung di alam maya milik anda, saya cukup menyampaikan terima kasih atas keramahan saudara untuk sharing berbagai info dan pendapat/ide...

Salam
Badwi

---

ruslank Email
03/18/08

Comments:
soory bro, tulisan anda tentang pilkad bone,terkaittentang teman-teman anda sesama anggota KPU se sulsel,membaut saya bingung apakah ini sindiran atau banyolan?mungkin tulisan anda cukup mewakili karakter anda kali' yah. sorry kritik sedikit.

Budianto
02/18/08

Comments:
Kukira lebih bagus lagi kalau Pak Makbul juga buat kalender dan baligo. Jangan cuma menertawai baligo orang. Kalau tidak ada uang ta, nanti pi saya yang cetakkan baligo, spanduk dan kalender.

Budi

Andri
01/10/08

Comments:
Saya salut setelah berselancar di dalam blog ini. Saya masih terus menunggu artikel-artikel original pak Maqbul lainnya. Selamat dan Sukses
Andri

Nurmal Email
11/25/07

Comments:
Telah ku baca semua tulisan mu. Satu komentar, ayo kita buat buku yang bisa menguncang jagat politik Makassar

juned Email
10/17/07

Comments:
Bos, bagaimana jika kita pulang kampung untuk membenahi Wajo 10 tahun ke depan.......

Wajo bukan lagi miliknya orang-orang tua yang feodal, ok
Perlu pemikiran untuk merubah tirani di bagian kecil Indonesia yang namanya Wajom lebih khusus Belawa.

Piss

Juned Palu

mujiburrahaman
08/29/07

Comments:
assalamu alaikum wr rb
apa kabar bapak,semoga selalu baik2 aja itu yang kita harapkan ,amin.
bapak mungkin sudah lupa ini siapa? tapi aku tak pernah melupakan apalagi setelah aku lihat foto ternyata bapak sudah berhasil dan bisa jadi orang gede di sulsel.aku mengharapkan kesuksesan terus melekat dalam diri dan kariermu salam dari aku dan keluarga yang jauh dari kampung halaman.teman kamu waktu masih sekolah dikampung.jkt, 29 agustus 2007

rahmat
08/08/07

Comments:
ok ustazd, saya tertarik dengan tulisan ta bozz terutama tentang broker politik. kalau sempat qta perlu kaji lebih mendalam, wassalam.

Abd. Rasid Mohamad
07/23/07

Comments:
1.Bagaimana untuk menjadi seorang penulis yang baik?
2.Dalam penulisan rencana, apakah kreateria-kreateria yang perlu diambil perhatian agar cerita yang dibuat benar-benar memenuhi kehendak pembaca?

Hasyim
06/10/07

Comments:
siplah. tancap terus. luar biasa..., sela

Imran
05/25/07

Comments:
Saya telah mengintip blog ini cukup lama. Saya berkesimpulan bahwa Maqbul sebenarnya bisa menulis lebih banyak. Saya juga pernah membaca beberapa tulisan Maqbul di koran lokal. Kenapa tidak menulis di koran nasional seperti KOMPAS atau Republika? Saya melihat Maqbul punya bakat untuk menulis lebih produktif. Tapi kenapa itu tidak terjadi ya!

Imran

Rasyid
05/21/07

Comments:
Koq, nggak ada posting lagi

Indar
05/10/07

Comments:
Sorry, tidak titip email. Blognya koq canggih amat....
Selamat

Indar

Nurdin
05/09/07

Comments:
Mungkin Maqbul tidak mengenal lagi saya. Saya intip posting anda ini dan kemudian menilai bahwa tulisan-tulisan yang ada di blog ini akan sia-sia jika tidak segera di dokumentasikan.

Adakah pikiran dari anda untuk mendokumentasikannya?

Salam
Selengkapnya >>

Selasa, 04 Maret 2008

Tiga Calon Anggota KPUD Gugur

MAKASSAR -- Tiga calon anggota KPUD Sulsel dipastikan gugur sebelum pengumuman hasil ujian tertulis. Mereka adalah Hamka Hidayat, A Idrus, dan Muhammad Nur Saleh. Ketiganya tidak hadir mengikuti ujian tertulis, Senin 3 Maret.Hamka dan Idrus tidak hadir karena harus mengikuti rapat pleno penetapan calon walikota dan calon wakil walikota Palopo. Keduanya memang tercatat sebagai anggota KPUD Palopo.


Ketua Panitia Seleksi Anggota KPUD Sulsel, Prof Tahir Kasnawi di sela-sela pelaksanaan ujian di gedung LAN Antang, kemarin, mengatakan ujian hanya diikuti 109 peserta. Mestinya, peserta yang ikut ujian tertulis adalah 112 orang.

Ujian yang dipantau anggota KPU Pusat Andi Nurpati Baharuddin, kemarin, berlangsung selama dua jam. Ujian dimulai tepat pukul 09.10 Wita dan berakhir pukul 11.10 Wita. Lima panitia seleksi mengawasi ketat jalannya ujian, antara lain Mappiar, Rahmat Noer, dan Hj Amrah Kasim.

Beberapa peserta ujian mengaku soal yang diujikan termasuk berat. Dosen Ilmu Politik Unhas Jayadi Nas pun yang ikut seleksi mengakui sulitnya soal-soal ujian ini. "Soalnya bukan hanya pengetahuan praktis, tetapi juga tata negara, sosial, dan ekonomi. Lumayan sukarlah," katanya.

"Banyak soal yang menjebak," kata Tenri A Palallo, anggota KPUD demisioner yang kembali ikut seleksi. "Kami harus mulai dari nol lagi," imbuh Maqbul Halim, anggota KPUD Makassar.

Selain mereka, beberapa figur terkenal yang ikut ujian kemarin antara lain HM Darwis (mantan anggota KPUD Sulsel), Koordinator Kopel Syamsuddin Alimsyah, dan Direktur Harian Berita Kota Makassar Waspada Santing. Ujian itu juga diikuti seorang mantan anggota PPK Mamajang, yakni A Nurdin.

Dari ujian tertulis model multiple choice ini, pansel akan mementukan 20 peserta yang berhak lolos ke seleksi tahap berikutnya. Mereka selanjutnya, akan mengikuti phsicological assesment dan wawancara. "Dari tahapan itu, hanya 10 peserta yang berhak lolos ke tahap berikutnya. Tugas pansel akan selesai sampai di sini. Penentuan lima orang yang akan menjadi anggota KPUD Sulsel ditentukan pusat," jelas Tahir. (sap)

Sumber: FAJAR Edisi 04 Mar 2008 (http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=57448)
Akses: 4 Maret 2008
Selengkapnya >>

Penjelasan Atas Protes Terbuka Maqbul Halim

SEHUBUNGAN dengan "Surat Terbuka Buat Kapolwiltabes Makassar" yang dikirimkan Saudara Maqbul Halim pada edisi 18 Februari 2008 lalu, dengan ini kami berikan penjelasan sebagai berikut:


Berdasarkan laporan polisi No Pol: LP/11/II/2008/Lantas yang dibuat pada Jumat, 15 Februari pukul 16.00 Wita yang menerangkan bahwa pada Jumat, 15 Februari 2008 pukul 14.30 telah terjadi kemacetan di perempatan Jl AP Pettarani dan Jl Urip Sumoharjo. Pada saat itu, Luther A. Payung melihat bahwa penyebab kemacetan adalah kedua kendaraan tersebut tidak saling memberi prioritas jalan.
Selanjutnya Luther A Payung mendatangi pengemudi dan mengambil keputusan kendaraan pelat merah dipersilakan untuk mendur karena ruang gerak sangat memungkinkan memperlancar kendaraan lain. Pengemudi tidak mengindahkan perintah Luther A Payung dan malah ditunjuk-tunjuk dan malah menanyakan nama dan ditulis dan nada marah. Setelah melihat kejadian tersebut, Luther A Payung merampas kertas dengan maksud untuk menulis namanya juga untuk dihadapkan di pimpinannya. Namun pulpen tersebut dirampas oleh temannya yang mengaku wartawan. Kemudian Luther A Payung didorong oleh wartawan dan meminta tilang, namun Luter A Payung menjawab "Saya tidak melihat salah dan benarnya, namun pelayanan semata untuk memperlancar arus".

Kendaraan pick up diperintahkan untuk jalan namun sopir menjawab kuncinya dicabut oleh sopir pelat merah sehingga terjadi kemacetan. Kemudian, Luther A Payung mengambil kunci dan selanjutnya diserahkan kesopirnya. Kendaraan pelat merah diperintahkan untuk minggir.

Setelah itu, datang Aiptu M Alimanesa dari Satlantas Makassar Timur untuk membantu Luther A Payung dan langsung meminta STNK dan SIM namun tidak ditunjukkan. Aiptu Alimenesa mengambil kunci kendaraan untuk dibawah ke Mapolwilitabes Makassar untuk proses selanjutnya.

Beberapa pejelasan tambahan mengacu pada UU No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian. Antara lain pasal 13 yang dijelaskan bahwa tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat serta menegakkan hukum dan memberikan perlindungan keamanan serta pelayanan kepada masyarakat. Pada pasal 18 dijelaskan bahwa untuk kepentingan Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksananan tugas dan kewenangannya dapat berindak menurut penilaiannya sendiri. Demikian penjelasan ini kami sampaikan sebagai jawaban atas pertanyaan saudara Maqbul Halim seperti dimuat pada kolom dan tempat yang sama pada edisi Sabtu, 16 Februari 2008 lalu.

Kombes Pol Drs. Dwi Hartono

Kabid Humas Polda Sulsel

Sumber: FAJAR Edisi Senin, 3 Maret 2008
Selengkapnya >>

Minggu, 02 Maret 2008

Hari Ini Ketua KPU Pusat Tiba

Senin, 31-03-2008 | 00:15:47
Laporan: M Irham/Aswan, tribuntimurcom@yahoo.com

Makassar, Tribun -- Ketua KPU Pusat Prof Dr Abd Hafid Anshari hari ini dijadwalkan tiba di Makassar. Kedatangan dosen IAIN Banjarmasin untuk melakukan fit and profer test terhadap 10 bakal calon KPU Sulsel.

Beberapa waktu lalu tim seleksi KPU Sulsel telah mengumumkan 10 nama balon yang lolos. Dari 10 nama yang lolos, empat di antaranya adalah anggota KPU kabupaten/kota dan empat wakil akademisi.

Sedangkan dua lainnya adalah aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan unsur pers.

Anggota KPU kabupaten/kota yang yang akan bersaing pada fit and proper test KPU Pusat adalah Pahir Halim (KPU Makassar), Maqbul Halim (KPU Makassar), Nusra Azis (KPU Selayar), dan Ziaurrahman (KPU Takalar).

Sedangkan kalangan akademisi adalah Dr Jayadi Nas (dosen FISIP Unhas), Drs Lomba Sultan MAg (Dekan Fakultas Syariah UIN Alauddin), Dr Abd Rahman SH MH (dosen Universitas 45), dan Syamsir (dosen Unismuh).
Dua calon lainnya adalah Hasnawati Latif (LSM) dan Waspada Santing (wartawan).(*)

Sumber: Portal Online Tribun Timur
http://www.tribun-timur.com/view.php?id=70882&jenis=Makassar
Tanggal 02 April 2008
Selengkapnya >>

Hari Ini Ketua KPU Pusat Tiba

Senin, 31-03-2008 | 00:15:47
Laporan: M Irham/Aswan, tribuntimurcom@yahoo.com

Makassar, Tribun -- Ketua KPU Pusat Prof Dr Abd Hafid Anshari hari ini dijadwalkan tiba di Makassar. Kedatangan dosen IAIN Banjarmasin untuk melakukan fit and profer test terhadap 10 bakal calon KPU Sulsel.

Beberapa waktu lalu tim seleksi KPU Sulsel telah mengumumkan 10 nama balon yang lolos. Dari 10 nama yang lolos, empat di antaranya adalah anggota KPU kabupaten/kota dan empat wakil akademisi.

Sedangkan dua lainnya adalah aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan unsur pers.

Anggota KPU kabupaten/kota yang yang akan bersaing pada fit and proper test KPU Pusat adalah Pahir Halim (KPU Makassar), Maqbul Halim (KPU Makassar), Nusra Azis (KPU Selayar), dan Ziaurrahman (KPU Takalar).

Sedangkan kalangan akademisi adalah Dr Jayadi Nas (dosen FISIP Unhas), Drs Lomba Sultan MAg (Dekan Fakultas Syariah UIN Alauddin), Dr Abd Rahman SH MH (dosen Universitas 45), dan Syamsir (dosen Unismuh).
Dua calon lainnya adalah Hasnawati Latif (LSM) dan Waspada Santing (wartawan).(*)

Sumber: Portal Online Tribun Timur
http://www.tribun-timur.com/view.php?id=70882&jenis=Makassar
Tanggal 02 April 2008
Selengkapnya >>

follow me @maqbulhalim